Kak Seto: Mayoritas Anak Korban Erupsi Kelud Alami Trauma
nak-anak di kawasan lereng Gunung Kelud, masih dibayangi rasa trauma yang mendalam.
Laporan Wartawan Surya Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Anak-anak di kawasan lereng Gunung Kelud, masih dibayangi rasa trauma yang mendalam.
Karenanya, orangtua, guru serta pihak terkait diharapkan terus menciptakan suasana yang layak bagi tumbuh kembang anak-anak.
"Jangan bebani anak dengan tugas-tugas yang memberatkan, tapi ajaklah anak untuk bermain yang menyenangkan," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi, seusai berkeliling di kawasan bencana letusan Gunung Kelud di Kecamatan Puncu, Selasa (25/2/2014).
Kak Seto, sapaan akrabnya, menjelaskan meski anak-anak sudah dapat tertawa lepas, itu hanya sesaat karena masih dibayangi rasa trauma.
Hal itu, kata dia, terlihat saat anak-anak ditanya apakah takut mendengar letusan Gunung Kelud. Spontan anak-anak menjawab sangat ketakutan.
"Anak-anak masih banyak yang trauma, kami menghimbau dinas kesehatan kabupaten atau provinsi untuk memberikan sentuhan psikologi. Jangan disudutkan anak yang dapat membuatnya stres," tambahnya.
Selain itu, sambung Kak Seto, pemerintah dan masyarakat diharapkan menciptakan kegiatan yang tidak memberatkan bagi anak-anak. Seperti menyelenggarakan ujian dan memberikan tugas yang memberatkan.
"Anak-anak korban bencana masih belum dapat fokus untuk belajar. Ajaklah anak-anak untuk bermain," ungkapnya.
Kak Seto khawatir, trauma anak-anak ini tidak ditangani dengan baik, di masa mendatang bakal berdampak negatif saat tumbuh dewasa. Seperti anak yang suka emosional, melawan guru dan orang tua, menarik diri, apatis dan tidak bergairah lagi belajar.
"Ini yang harus diwaspadai oleh masyarakat dan orangtua. Harus ada terapi yang dilakukan untuk anak-anak," ungkapnya.