Tujuh Noni Manado Nyaris Dikirim ke Ambon dan Papua
Polresta Manado berhasil menggagalkan pengiriman tujuh perempuan yang diduga menjadi korban human trafficking di Bandara Sam Ratulangi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribun Manado, Deffriatno Neke
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Polresta Manado berhasil menggagalkan pengiriman tujuh perempuan yang diduga menjadi korban human trafficking di Bandara Sam Ratulangi, Selasa (25/2/2014) sekitar pukul 06.30 Wita.
Polisi juga menahan dua perempuan yang diduga germo yang hendak membawa para perempuan tersebut ke Sorong dan Ambon.
Empat perempuan hendak diberangkatkan ke Kota Sorong, Papua Barat. Mereka adalah FT (17) dan TT (17) warga Tuminting, TK (26) warga Wonasa, Singkil; dan PW (18) asal Desa Pondang, Minahasa Selatan. Sementara tiga perempuan lainnya, PPL (21), GM (25), dan NTG (24), semuanya warga Tondano, Minahasa, akan diberangkatkan ke Kota Ambon, Maluku.
Adapun dua perempuan yang diduga germo adalah YMI alias Nita (23) dan KZ alias Keiko (23). Keduanya warga Perum Greenhill, Malendeng, Paal Dua, Manado. Terlihat para wanita tersebut sedang dimintai keterangan di ruang unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Manado.
PPL, korban yang dimintai keterangan mengaku ia bersama dua teman lainnya telah disediakan kode booking tiket penerbangan dan juga dikirimkan uang saku sebesar Rp 500 ribu.
"Saya ditelepon seseorang untuk diajak bekerja di luar kota. Saya sempat nginap di rumahnya untuk tunggu tiket. Saya dijanjikan gaji yang dihitung dari premi minuman serta tip yang diberikan tamu. Kami dapat Rp 5 ribu per botol, uang charger booking-an Rp 200 ribu pertiga jam," ucap PPL.
Kapolresta Manado Komisaris Besar Sunarto mengatakan, penggagalan trafficking tersebut berawal dari laporan masyarakat.
"Informasi tersebut kemudian kami teruskan dengan menurunkan anggota Intelkam serta Reskrim. Tadi pagi sekitar pukul 06.30, dan langsung melakukan penangkapan. Ini modusnya dengan mengiming-imingi para korban dipekerjakan di butik dengan gaji besar. Jadi jangan terlalu percaya dengan iming-iming gaji besar," kata dia.
Ia menambahkan, banyak modus yang mengimingi gaji besar namun ternyata dipekerjakan sebagai gadis penghibur di kafe dan tempat lainnya. Saat ini pihaknya sedang melakukan pengembangan lebih lanjut.
"Kami masih melakukan pengembangan jaringan yang merekrut gadis-gadis itu. Jangan sampai mereka akan dijadikan PSK," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.