Adat Huler Wair Sambut NAM Air di Maumere
Huler Wair atau seremonial adat Kabupaten Sikka menyambut kedatangan pesawat NAM Air setelah melakukan pendaratan perdananya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Pos Kupang, Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Huler Wair atau seremonial adat Kabupaten Sikka menyambut kedatangan pesawat NAM Air setelah melakukan pendaratan perdananya dengan mulus di Bandara Frans Seda Maumere, Jumat (28/2/2014) siang. Huler Wair merupakan seremonial adat berupa percikan air kelapa muda untuk 'mendinginkan' sesuatu atau seseorang yang baru 'menginjakkan kakinya' di Kota Maumere, Sikka.
Pesawat yang dipiloti oleh Thomas Roberto dan Co-Pilot, Erik S, itu membawa 110 orang penumpang dari Surabaya-Denpasar-Maumere. Ikut dalam penerbangan perdana itu Presiden Direktur NAM Air Jefferson Jauwena, Direktur Operasional, anggota DPR RI Drs Melchias Markus Mekeng Bapa dan tokoh masyarakat Sikka di Jakarta, Blasius Bapa. Juga beberapa anggota DPRD Sikka yang baru kembali dari Pulau Jawa dan wartawan dari Jakarta.
Begitu pintu pesawat dibuka, para tamu dan penumpang NAM Air yang keluar satu per satu dari pesawat mendapat tepukan tangan dari masyarakat dan para pejabat Pemerintah Kabupaten Sikka yang sudah menunggu di landasan pacu Bandara Frans Seda.
Para pejabat tersebut yakni Bupati Sikka Drs Yoseph Ansar Rera, Kajari Maumere Martiul SH, Dandim 1603 Sikka Letkol Kav Sattya Wardhana, Danlanal Maumere Kolonel Pelaut Andy Willy dan beberapa pejabat Pemkab Sikka. Hadir pula pelaku pariwisata dan agen perjalanan di Maumere serta masyarakat setempat.
Usai sapaan adat huler wair dan pengalungan selendang kepada tamu, Uskup Larantuka, Mgr Frans Kopong Kun Pr memimpin doa dan memberikan berkat dengan memerciki badan dan kabin pesawat NAM Air. Melchias Mekeng menyatakan kebanggaannya terhadap NAM Air, para pejabat pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sikka yang telah menerima kedatangan NAM Air di Maumere dengan penuh kekeluargaan.
Melchias mengatakan, masuknya pesawat berbadan lebar dengan waktu tempuh yang cepat dan harga tiket yang terjangkau, bisa membangun kompetensi harga yang sehat di antara maskapai penerbangan yang ada sehingga tak ada monopoli harga.
Karena itu, peluang itu harus dimanfaatkan oleh masyarakat Sikka. Sebab tidak mudah memperjuangan pesawat berbadan lebar masuk Maumere.
"Saya berjuang agar pesawat NAM Air bisa masuk ke Maumere. Jadi, sekarang masyarakat dan pemerintah lihat peluang bisnis yang ada dengan masuknya pesawat ini ke Maumere. Dan bisa memanfaatkan peluang itu secara positif demi kemajuan ekonomi," pesan Melchias.
Jika tidak, tegas Melchias, NAM Air mungkin tidak 'betah' terbang lagi ke Sikka. Karena sebagai perusahaan bisnis, tentu PT NAM Air juga akan melihat peluang bisnis yang ada di Sikka.
Melchias berharap manajemen NAM Air komit menanamkan bisnisnya di Kabupaten Sikka dan membantu mempromosikan Sikka sebagai salah satu destinasi pariwisata yang menarik.
Menurut dia, masuknya NAM Air ke Maumere juga menjadi tanda bahwa transportasi udara di Sikka semakin membaik sehingga masyarakat perlu berbenah diri dalam segala segi.
"Sikka harus berbenah diri, para pelaku bisnis harus bisa mengembangkan setiap bisnisnya menuju pelayanan bertaraf internasional. Pelayanan di hotel, rumah sakit dan tempat umum lainnya harus memberikan kenyamanan kepada tamunya.
Sedangkan pemerintah harus mulai menyiapkan situs destinasi pariwisata yang memadai agar tingkat kunjungan wisatawan tinggi setiap bulan. Dengan demikian perekonomian daerah dan daya beli masyarakat Sikka bisa lebih meningkat dan daerah ini bisa maju," kata Malchias.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.