Tersinggungkah Sri Sultan HB X Atas Cara Roy Suryo? Ini Jawabannya
Harusnya, HB X yang lebih pantas menengahi mengingat Roy hanya bergelar Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT).
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ekasanti Anugraheni
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gubernur DIY yang bertahta sebagai Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X tak mau berkomentar banyak tentang upaya Roy menyelesaikan upaya konflik Keraton Solo di wilayahnya. Ketika ditanya apakah sikap Roy menyelahi hukum adat trah Mataram, Sultan mengaku tidak tahu.
“Nggak tahu, saya nggak mau membahas itu, bukan wewenang saya,” ucap Sultan di depan Gedhong Wilis Kepatihan.
Ketika ditanya lagi perlukah Roy Suryo meminta maaf padanya, lagi-lagi HB X mengaku tidak tahu.
“Nggak, saya tidak punya urusan itu. Nanti, ndak, malah dikira campur tangan. Sekarang tinggal bagaimana Presiden menyelesaikan itu,” ucap Sultan terburu memasuki kantornya.
Sebelumnya, pada acara penyerahan SPT Tahunan Pajak di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Senin (3/3/2014). Dalam acara tersebut, Roy duduk semeja dengan Raja HB X yang juga menjabat sebagai Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Namun, meskipun duduk bersebelahan, Roy dan Sultan terlihat beku. Mereka tampak tidak banyak berbincang.
Hanya sesekali saja Roy menimpali perbincangan dengan Direktur Jenderal Pajak A Fuad Rahmany yang duduk di sebelah kiri Sultan. Sedangkan Roy duduk di sebelah kanan Sultan bersama Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana. Senyum Roy juga hanya terkembang ketika berbincang bersama Fuad Rahmany.
Diketahui, langkah Roy Suryo menyelesaikan konflik Keraton Solo mendapat respon dari pemerhati budaya lulusan Harvard University, Rahmad Pribadi. Roy dinilai menyalahi hukum adat Mataram karena melangkahi posisi Sultan HB X dalam penyelesaian kasus Solo.
Harusnya, HB X yang lebih pantas menengahi mengingat Roy hanya bergelar Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT). Karenanya, ia mendesak Roy meminta maaf pada HB X atas kelancangannya itu.