Polisi Masih Cari Pelempar Granat di Kantor Partai Aceh
Suasana kondusif yang dirasakan masyarakat Kota Banda Aceh selama ini tiba-tiba terusik dengan insiden ledakan
Editor: Sanusi
Laporan Misran Asri
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Suasana kondusif yang dirasakan masyarakat Kota Banda Aceh selama ini tiba-tiba terusik dengan insiden ledakan di Kantor Dewan Pimpinan Sagoe Partai Aceh (DPS-PA) Luengbata, pukul 20.15 WIB semalam. Menurut polisi, ledakan bersumber dari granat jenis nanas yang dilempar oleh pelaku yang belum teridentifikasi.
Saksi mata menyebutkan ledakan keras itu terjadi ba'da Isya sekitar pukul 20.15 WIB. Terlihat kepulan asap hitam menyusul ledakan itu sehingga masyarakat sekitarnya semakin panik. "Ledakannya terdengar sangat keras pada radius hingga 150 meter," ujar Hendra, seorang warga Kota Banda Aceh.
Kantor DPS-PA Luengbata berada pada lintasan Banda Aceh-Medan, tepatnya kawasan Luengbata, salah satu kawasan paling sibuk di Banda Aceh. Kantor ini menempati sebuah bangunan toko berlantai dua yang bersisian dengan toko-toko lain termasuk pemukiman penduduk.
Bahan peledak itu diduga dilempar dari arah jalan oleh pelaku yang menggunakan kendaraan bermotor. Benda mematikan itu tidak langsung mengenai bangunan tetapi jatuh di depan Kantor PA. "Selain menimbulkan ledakan kuat, getarannya juga lumayan keras," kata seorang warga di sekitar lokasi kejadian.
Meski insiden itu tidak ada korban jiwa atau kerusakan berarti tetapi getaran ledakan granat tersebut menyebabkan dua bilah kaca di lantai dua dan kaca di bagian dalam kantor PA pecah. Di samping itu bagian pintu rolling door Kantor DPS-PA tersebut menyisakan sejumlah lubang seukuran jari kelingking.
Informasi diperoleh Serambi, kasus itu terjadi sekitar pukul 20.15 WIB saat aktivitas di pinggir jalan nasional tersebut masih sibuk dengan lalu lalang kendaraan. Pun demikian dentumannya dilaporkan terdengar jelas hingga radius 500 meter hingga 1 kilometer.
Ketika granat itu meledak, di dalam Kantor DP-PA Luengbata tersebut ada Afifuddin (47) warga Panteriek, Mukhtar (30) asal Lampaseh, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh dan tiga warga Luengbata, masing-masing Ruslan (30), Rusdi (40), dan Dedi Isnaldi (28). Kelimanya duduk di bagain belakang lantai dua kantor. "Ledakannya terdengar cukup keras. Kami langsung turun ke bawah memastikan suara tersebut," kata Dedi yang diwawancarai Serambi.
Ia menuturkan, tak ada seorang pun di antara mereka atau warga sekitar Kantor DPS-PA Luengbata yang mengetahui siapa pelaku pelemparan tersebut.
Reza (28), warga Luengbata yang ditanyai Serambi mengaku sangat kaget mendengar suara keras di depan Kantor PA Luengbata. Antara rumahnya dan kantor tersebut hanya terpaut sekitar 75 meter. "Ledakannya cukup keras. Saya pun keluar dari rumah untuk memastikan suara apa itu," ujarnya.
Warga lainnya yang ditanyai mengaku sebelum terdengar suara ledakan keras sempat timbul suara seperti besi yang berbenturan dengan benda keras.
"Awalnya saya dengar seperti suara dentingan lemparan di tiang listrik dan tak lama berselang langsung terdengar suara ledakan keras bersamaan dengan lewat satu mobil boks. Saya lihat mobil boks itu seperti oleng dan saya sempat mengira itu suara ban mobil itu yang meledak," ungkap seorang warga di sekitar lokasi.
Pantauan Serambi, polisi yang menyambangi Kantor DPS-PA Luengbata langsung memasang police line. Sekitar pukul 21.10 WIB tim identifikasi dari Polresta dan Polda Aceh pun tiba di lokasi melakukan olah TKP. Jalan raya di depan Kantor DPS-PA Luengbata itu sempat macet karena banyaknya warga yang datang dan mendekat untuk memastikan apa yang terjadi.(mir/nas)