Tingkat Partisipasi Pemilih Jatim Diperkirakan Hanya 65 Persen
Tingkat partisipasi pemilih pada coblosan Pileg 9 April 2014 nanti diperkirakan rendah.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tingkat partisipasi pemilih pada coblosan Pileg 9 April 2014 nanti diperkirakan rendah. Setidaknya, ini dari hasil survei Surabaya Survey Centre (SSC), di mana tingkat partispasi pemilih pada pileg di Jatim nanti hanya sekitar 65 persen.
Direktur SSC, Mochtar W Oetomo menguraikan, tingkat partisipasi pemilih di Jatim pada Pileg 2009 mencapai 73 persen, atau hanya 27 persen pemilih saja yang tak mencoblos. Namun data itu diperkirakan akan berubah drastis pada Pileg ini.
"Dari hasil survei kami sampai pada Februari, tingkat partisipasi Pileg 2014 hanya 65 persen saja. Dengan begitu, pemilih yang tak mau menggunakan hak pilihnya cukup tinggi, yakni sekitar 35 persen,” paparnya, Senin (31/3/2014).
Dijelaskan, dari data yang ada, 35 persen pemilih yang tak menggunakan hak pilih itu ternyata didominasi oleh para pemilih pemula. "Ini karena minimnya pengetahuan pemilih pemula, soal teknis pelaksanaan pemilu," ujarnya.
Sedangkan pemilih dewasa, dia melihat lebih memiliki pengetahuan sehingga pro aktif mendatangi TPS pada saat pencoblosan. Dia juga menilai, sosialisasi yang dilakukan penyelenggara maupun peserta pemilu tak efektif kepada pemilih pemula.
Tak hanya itu, sosialisasi saat ini lebih mengedepankan model pencitraan yang mengutamakan simbol, slogan maupun tagline. “Seharusnya, sosialisasi kepada pemilih pemula lebih komprehensif,” tuturnya.
Terkait perolehan suara parpol di Jatim, dia memperkirakan peringkat pertama masih diduduki oleh PDIP. Hingga Februari lalu, perolehan suara PDIP ada di kisaran 18-19 persen.
Lalu posisi kedua adalah PKB dengan kisaran 14 persen. Sedangkan posisi ketiga masih berimbang antara Partai Gerindra dan Partai Golkar. “Peringkat ketiga menjadi perebutan dua partai itu, kisarannya 10-13 persen,” urainya.
Dia memprediksikan, sampai Maret ini perolehan suara PDIP bisa meningkat sampai 23-25 persen. Ini karena figur Joko Widodo yang diberi mandat sebagai calon presiden dari PDIP. “Sedangkan untuk PKB bisa sampai 17 persen,” pungkasnya.