Progress Pembangunan Pelabuhan Kenyamukan Capai 97 Persen
Perkembangan terkini, progress pembangunan sisi laut pelabuhan Kenyamukan sudah mencapai 97 persen.
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered
TRIBUNNEWS.COM.SANGATTA, - Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Kutim, Johansyah Ibrahim, mengatakan perkembangan terkini, progress pembangunan sisi laut pelabuhan Kenyamukan sudah mencapai 97 persen.
Gelombang tinggi rupanya menjadi kendala tersendiri dalam penyelesaian pembangunan sisi laut pelabuhan tersebut.
Senada, Site Engineer PT Waskita Karya, M Iswahyudi, mengatakan gelombang tinggi yang mulai terjadi sejak awal Januari lalu menjadi kendala tersendiri.
Informasi yang dihimpun Tribun, per akhir Maret 2014, pekerjaan di lapangan sudah 97 persen. Kontraktor pelaksana sempat kesulitan untuk memasang karet bantalan dan piranti penambat kapal saat gelombang tinggi, karena pekerjaan itu di bawah permukaan laut.
Progress 97 persen tersebut khususnya pada pembangunan trestle 810 x 8 meter dan dermaga 140 x 12 meter. Saat ini pihaknya juga masih mempercepat penyelesaian pengecoran lantai.
Yudi mengatakan, saat ini jalan penghubung menuju pelabuhan juga sedang dibangun Dinas Pekerjaan Umum Kutim. "Jalan penghubung tersebut nantinya akan terkoneksi dengan sisi darat berupa terminal, dan causeway. Plus trestle dan dermaganya," katanya.
Selain trestle dan dermaga, ada beberapa item pekerjaan yang akan dirampungkan dalam hitungan hari. Diantaranya penambat tambang kapal yang akan memakai Bolard 70 ton Dan Bitt 50 ton.
Untuk menghindari benturan langsung kapal dengan beton dermaga, akan digunakan Fender Tipe V. Sedangkan untuk penerangan akan menggunakan PJU dengan lampu LED dengan daya baterai Solar Cell.
Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Kutim, Johansyah Ibrahim,, mengatakan rencananya tahun 2014 akan dimulai pembangunan sisi darat pelabuhan. Yaitu terminal, kantor Bea Cukai, Dinas Perhubungan, Syahbandar, polisi, juga pergudangan, dan lainnya.
"Tahun 2013 Dinas Pekerjaan Umum Kutim sudah mulai membangun jalan pendekat. Kami berharap mendapat dukungan APBN dan APBD Kaltim untuk sisi darat," katanya. Selain pendanaan, juga dibutuhkan kesiapan lahan sekitar 4 hektar untuk bangunan sisi darat tersebut.
Pemkab Kutim juga berencana mengelola langsung pelabuhan umum Sangatta. "Secara aturan sudah boleh dikelola daerah. Karena yang membangun pemerintah daerah. Syaratnya kita membentuk perusda pelabuhan. Hal tersebut akan kita laksanakan mengingat nilai strategis yang besar," katanya.
Pada sisi lain, Pemkab Kutim mengharapkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bisa memberikan dukungan yang lebih besar untuk penyelesaian pembangunan pelabuhan tersebut.
Pasalnya, sejak dianggarkan pada akhir 2011, Pemprov Kaltim "hanya" membantu Rp 15 miliar. Sedangkan Pemkab Kutim harus merogoh APBD dengan skema multiyears seperempat triliun lebih.
Johansyah mengatakan, sejak pembangunan dimulai awal 2012, dukungan provinsi relatif minim. Adapun pemerintah pusat telah membantu total Rp 65 miliar untuk pembangunan causeway sepanjang 500 meter dan lebar 8 meter.
"Kami berharap Pemprov Kaltim tidak menomorsekiankan Kutim. Daerah lain dibantu besar, tapi tidak untuk pelabuhan Kenyamukan. Alasan yang sering dikemukakan adalah sudah ada bantuan untuk Maloy. Padahal leading sector program KIPI Maloy adalah Pemprov. Bukan kabupaten," katanya.
Untuk diketahui, sumber dana pembangunan pelabuhan Sangatta di Kenyamukan berasal dari tiga sumber. Dari APBN dialokasikan sekitar Rp 65 miliar untuk pembangunan causeway, semacam jalan pendekat dari daratan menuju trestle.
Sedangkan pembangunan trestle, dermaga, dan sarana pelengkap lainnya menggunakan APBD Kutim melalui skema multiyears Rp 261.497.821.000 dan APBD Provinsi Kaltim Rp 15 miliar. (*)