Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TNI Buru Penembak Mobil Berstiker Partai Aceh

nggota TNI jajaran Kodim 0111/Bireuen ikut dikerahkan memburu pelaku pemberondongan mobil berstiker Partai Aceh (PA) yang merenggut tiga nyawa.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in TNI Buru Penembak Mobil Berstiker Partai Aceh
Serambi Indonesia/Zaki Mubarak
Aparat Polres Lhokseumawe dan Brimob melakukan penggeledahan mobil berstiker Partai Aceh (PA) yang parkir di depan mapolres setempat, Minggu (23/3/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, BIREUEN - Anggota TNI jajaran Kodim 0111/Bireuen ikut dikerahkan memburu pelaku pemberondongan mobil berstiker Partai Aceh (PA) yang merenggut tiga nyawa di kawasan Desa Geulanggang Teungoh, Kota Juang Bireuen, Senin malam 31 Maret 2014.

Dandim 0111/Bireuen, Letkol Kav Asep Solihin kepada Serambi (Tribunnews.com Network), seusai rapat dengan Kapolres Bireuen dan tim Polda Aceh di Mapolres Bireuen, Rabu (2/4/2014) mengatakan, seluruh anggota Koramil selain mengintensifkan patroli ke desa-desa, juga memperkuat koordinasi antarlembaga terkait, apalagi setelah insiden penembakan di Geulanggang Teungoh.

Menurut Dandim 0111, pihaknya menerima banyak laporan menyangkut intimidasi dan ancaman menjelang pemilu 9 April 2014. Dandim menyerukan semua pihak tidak melakukan hal-hal yang bisa mengganggu jalannya pesta demokrasi.

Terkait dengan pengusutan kasus pemberondongan mobil berstiker PA di Geulanggang Teungoh, Kapolres Bireuen AKBP M Ali Khadafi SIK kepada Serambi, Rabu (2/4/2014) mengatakan, delapan selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian sudah dibawa ke Medan untuk diperiksa di laboratorium forensik (labfor).

"Selain delapan selongsong peluru, lima proyektil yang ditemukan di tubuh korban dan dalam mobil juga sudah dibawa ke Medan," kata Ali Khadafi.

Selain itu, kata Ali Khadafi, Rabu kemarin tim penyidik melihat dan memeriksa kembali lokasi kejadian untuk ketiga kalinya. Tim dari Polres Bireuen dibantu dari Polda ke TKP karena ada hal-hal yang perlu dilihat kembali dan diteliti ulang.

Hingga kemarin, polisi sudah memeriksa 10 saksi dari warga yang selamat, warga sekitar lokasi kejadian, dan keterangan dari pihak lainnya yang diduga mengetahui atau melihat penembakan malam itu. Dari sejumlah saksi yang telah dimintai keterangan, ada beberapa orang yang akan dimintai keterangan ulang. Kapolres Bireuen meminta masyarakat bersabar karena tim lapangan terus bekerja mencari pelaku dan motif penembakan yang merenggut tiga nyawa pada malam itu.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Nasional Aceh (PNA), Irwandi Yusuf meminta polisi menggunakan segala kemampuan tenaga dan alat yang mereka miliki untuk menangkap dan mengungkap tuntas kasus penembakan di Bireuen. Irwandi menyatakan sangat prihatin atas kejadian yang menimpa orang yang diyakininya sama sekali tak ada kaitan dengan pemilu, apalagi seorang korban masih bayi.

"Seusai mengetahui kejadian malam itu, saya hampir menangis saat menghubungi Kapolres Bireuen, AKBP Ali Khadafi meminta untuk mengungkap kasus ini. Selain sangat prihatin karena bayi ikut menjadi korban, pengungkapan diperlukan karena penembakan sudah sangat sering terjadi di Aceh akhir-akhir ini. Karena saat kejadian, para korban menggunakan mobil berstiker caleg PA, seakan-akan ada anggapan di masyarakat, itu dilakukan PNA. Ini yang perlu diungkap polisi," kata Irwandi pada konferensi pers di Banda Aceh, kemarin.

Menurutnya, meski selama ini, para kader PNA sering menjadi korban kekerasan pihak PA, termasuk kematian Ketua Dewan Pimpinan Kecamatan PNA Kutamakmur, Aceh Utara, M Yuaini di Gampong Lamkuta, Kamis dini hari, 6 Februari 2014 karena dianiaya kader PA yang kini sudah ditangkap polisi, Irwandi mengatakan hingga kini tak ada niat PNA membalas semua tindakan kekerasan itu.

"Yang kami imbau bersabar saja, kalau ini dibalas, maka kekerasan tak habis-habis. Karena itu, kami minta polisi mengungkap tuntas berbagai kasus kekerasan ini, terutama mengungkap pelaku utamanya serta motif di balik itu semua. Jangan biarkan masyarakat terus menduga-duga, misalnya jika kekerasan menimpa kelompok putih, maka pelakunya kelompok hitam dan sebaliknya. Siapa saja yang terlibat harus diungkap, termasuk jika saya ternyata terlibat," tegas mantan Gubernur Aceh tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas