Sore Ini, Puri Agung Ubud Gelar Dua Pernikahan
Kostum pengantin yang dikenakan oleh dua pengantin putra Puri Ubud lebih mengutamakan corak (style) klasik.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kostum pengantin yang dikenakan oleh dua pengantin putra Puri Ubud lebih mengutamakan corak (style) klasik. Rancangan tersebut terinspirasi kostum raja Bali pada zaman dahulu. Pembuat kostum pengantin adalah Anak Agung Mayun. Namun, yang membuat desainnya adalah Tjokorda (Tjok) Gede Agung Ichiro Sukawati, yang juga sebagai calon Raja Ubud.
I Wayan Andika Pratama, juru bicara Puri Ubud, mengatakan bahwa bahan yang dipakai adalah kain endek atau batik khas Bali. Bahan tersebut sudah disiapkan belasan tahun yang lalu oleh almarhum Tjokorda Istri Sri Tjandrawati, ibunda Tjok Ichiro.
"Namun, coraknya saat ini dimodifikasi kembali oleh Turah Mayun Art3 agar sesuai dengan motif modern namun masih bernuansa tradisional. Rancangan tersebut juga atas kehendak Tjok Ichiro Sukawati," jelasnya.
Andika juga mengatakan, Tjok Ichiro pulalah yang mendesain baju pengantin yang sudah dan akan digunakan oleh istrinya Cokorda Istri Julyana Dewi. "Tjok Ichiro juga yang mendesain baju pengantin adiknya, serta adik iparnya saat ini," ungkap Andika.
Untuk diketahui, Puri Ubud menggelar sekaligus pernikahan untuk dua putra puri. Pasangan pertama adalah Tjokorda (Tjok) Gede Agung Ichiro Sukawati (29) yang mempersunting Cokorda Istri Julyana Dewi. Dan pasangan kedua adalah sepupu Tjok Ichiro, yakni Tjok Gede Dharma Putra Sukawati, yang menikahi Gusti Ayu Mahadewi.
Tjok Ichiro merupakan anak pertama dari pasangan Tjok Gede Putra Artha Ardana Sukawati-Tjok Istri Sri Tjandrawati (alm); sedangkan Tjok Gede Dharma adalah anak sulung pasangan Tjok Gede Oka Artha Ardana Sukawati-Tjok Istri Putri Hariyani.
I Kadek Widya Minanta (27), pengabdi di Puri Agung Ubud, mengatakan bahwa sejak awal acara Eedan Karya Pawiwahan selama sembilan hari yang dimulai 2 Apri lalu hingga 20 April nanti, pengantin putra mengenakan kostum yang berbeda-beda.
Dalam agenda Eedan Karya Pawiwahan Puri Ubud disebutkan, acara-acara dilangsungkan pada tanggal 2 April, 4 April, 7 April, 10 April, 15 April, 16 April, 18 April, 19 April dan 20 April atau sembilan hari.
"Satu set pakaian mencapai Rp50 juta untuk pengantin laki-laki," ungkap Minanta. Dia juga mengatakan pada tanggal 19 sampai 20 April, pengantin putra akan menggunakan kostum yang berbeda.
"Setiap hari ada kostumnya sendiri, dan semua motifnya berbeda. Namun kainnya tetap sama, yaitu kain endek," tandasnya.
Kain endek ini diperkirakan dibuat di daerah Tenganan. Sumber Tribun Bali mengatakan, setiap kain endek dirancang khusus untuk satu orang dan merupakan endek yang diproduksi dalam jumlah terbatas atau limited edition.
"Membuat kain endek itu tidak gampang. Butuh waktu satu atau dua tahun untuk mendapatkan hasil yang bagus. Begitu juga dalam merancang kostum pengantin," ujar Widya Minanta.