Lokalisasi Legendaris 'Gang Dolly' Resmi Ditutup 19 Juli 2014
Kawasan lokalisasi prostitusi legendaris di Surabaya, "Gang Dolly", dipastikan tinggal sejarah sejak 19 Juni 2014.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kawasan lokalisasi prostitusi legendaris di Surabaya, "Gang Dolly", dipastikan tinggal sejarah sejak 19 Juni 2014.
Pasalnya, pada tanggal tersebut, Pemkot Surabaya mengeluarkan keputusan untuk menutup lokalisasi yang konon terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
"Saya sudah bicara dengan Bu Risma, Dolly akan ditutup pada 19 Juni. Jadi sebelum puasa, sudah tidak ada lagi lokasi prostitusi di Surabaya," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo, seusai penyerahan penghargaan K3 dan Zero Accident di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (23/4/2014).
Sambil menunggu tanggal itu, pemerintah akan mengoptimalkan waktu untuk melakukan sejumlah langkah, seperti melatih para pekerja seks komersial (PSK), mucikari, dan pembelian wisma.
Soekarwo mengakui, penutupan lokalisasi Dolly memiliki tingkat kesulitan lebih dari upaya penutupan lokalisasi lainnya di Surabaya.
"Banyak kepentingan pemilik modal yang bermain di sana, tapi itu sudah diselesaikan oleh Bu Risma," tambahnya.
Kompleks lokalisasi Dolly pasca-penutupan akan didesain sebagai pusat perekonomian yang lebih besar.
Rehabilitasi kawasan Dolly menggunakan konsep khusus yang tidak sama dengan konsep rehabilitasi empat titik lokalisasi yang sudah ditutup, yakni lokalisasi Klakahrejo, Sememi, Morokrembangan, dan Dupak Bangunsari.
Lokalisasi Dolly dihuni 1.080 PSK dan 300 lebih mucikari. Mereka mendiami puluhan wisma sebagai tempat tinggal maupun untuk melayani pelanggan.
Sejak tiga tahun terakhir, Pemkot Surabaya melarang adanya PSK baru yang biasa datang usai libur puasa dan hari raya.