Wakil Bupati Nunukan Kaget Masih Ada Sekolah Rusak
Hanya saja ia merasa prihatin karena kondisi sebagian gedung sudah tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Wakil Bupati Nunukan Hajjah Asmah Gani, Selasa (6/5/2014), meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah di SMP 1 Sembakung.
Ia memastikan pelaksanaan UN hari kedua di SMP 1 Sembakung berjalan dengan baik. Hanya saja ia merasa prihatin karena kondisi sebagian gedung sudah tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar.
"Kalau pelaksanaannya yah dikatakan sudah memenuhi persyaratan. Kalau bahan ujian tidak ada masalah. Tinggal sekolahnya lagi perlu perbaikan," ujarnya.
Asmah Gani merasa kasihan dengan warga setempat yang masih menggunakan bangunan rusak untuk kegiatan belajar mengajar.
Bagian depan gedung SMP 1 Sembakung dibangun sejak 1993 lalu, saat Kecamatan Sembakung masih bagian wilayah administrasi Kabupaten Bulungan.
Gedung sekolah terbuat dari bahan kayu. Selain kondisi gedung yang rapuh dan berlubang di sana sini, kaca jendela juga pecah. Plafon yang terbuat dari plywood tampak bergelantungan karena sebagian telah terlepas.
Belum lagi kursi maupun meja kayu yang rusak terendam banjir akibat luapan Sungai Sembakung yang terjadi hampir setiap tahun.
"Yang tempat ujian tadi dibangun 2012. Depan itu harus dibangun baru," ujarnya.
Ia sudah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Nunukan Jainuddin Palantara untuk memperbaiki gedung yang rusak.
"Kita membangun itu jangan salah-salah. Kalau membangun mulai dari A sampai Z," ujarnya.
Ia mencontohkan, gedung SMP 1 Sembakung hanya sebagian saja yang diperbaiki. Sementara sebagian bangunan dibiarkan tetap rusak. Ada pula sekolah yang dibangun tanpa dilengkapi dengan meubeler. Asmah mengaku mendapatkan informasi dari salah satu kepala desa, soal gedung sekolah yang sudah selesai dibangun namun tidak dilengkapi meubeler.
"Sekarang ini kan banyak bangunan-bangunan yang tidak selesai. Dibangun setengah-setengah. Untuk kedepan itu kita tidak memerlukan yang banyak, sedikit tapi selesai. Satu paket," ujarnya.
Ia berharap, persoalan seperti ini tidak terjadi lagi kedepan.
"Saya sampaikan kepada kepala dinas, kita programkan mulai dari A sampai Z, anak-anak tinggal masuk," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.