Jatim Raih Penghargaan Keselamatan Kerja
“Ini juga penting untuk hadirnya investasi di masa yang akan datang,” ujarnya, Selasa (27/5/2014).
Laporan Wartawan Surya,Mujib Anwar
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Provinsi Jawa Timur meraih penghargaan kategori pembina bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari Pemerintah Pusat.
Penghargaan berupa medali dan pin diserahkan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar kepada Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mewakili Gubernur Jawa Timur, di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (26/5/2014) malam.
Selain Pemprov Jawa Timur, enam Bupati dan Wali Kota di Jawa Timur juga mendapatkan penghargaan yang sama. Yakni, Bupati Sidoarjo, Wali Kota Surabaya, Bupati Gresik, Bupati Pasuruan, Bupati Blitar, dan Bupati Lamongan.
Selain itu, 105 perusahaan yang ada di Jawa Timur juga mendapatkan penghargaan dengan kategori Penghargaan Zero Accident.
Sementara 38 perusahaan lainnya mendapatkan penghargaan dengan kategori Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku bangga dengan diterimanya penghargaan tersebut.
Dia mengucapkan terima kasih, karena Jawa Timur dinilai sebagai provinsi yang memiliki perhatian serius terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
“Ini juga penting untuk hadirnya investasi di masa yang akan datang,” ujarnya, Selasa (27/5/2014).
Menurut Gus Ipul, setelah penghargaan K3 diterima, pihaknya berharap seluruh perusahaan lebih sadar untuk benar-benar menerapkan K3 di lingkungan mereka masing-masing.
Lewat penerapan K3, produktifitas para buruh akan semakin meningkat.
“Jadi penghargaan ini harus jadi memotivasi dan mendorong agar kita dapat membikin satu skenario yang lebih komprehenship untuk membuat semacam kerja bersama antar stakeholder di bidang ketenagakerjaan dengan mengutamakan K3,” harapnya.
Hal terpenting lainnya, seluruh perusahaan juga diminta memperhatikan soal BPJS bidang kesehatan.
Pasalnya, hingga saat ini dirinya menilai masih kecilnya prosentase perusahaan yang mengikutkan pekerjanya dalam program BPJS bidang kesehatan.
“Nah, karena persentasenya masih kecil, maka kita dorong agar ke depan lebih banyak lagi,” imbuhnya