Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Puskesdes Memprihatinkan Dokter Datang Hanya Sebulan Sekali

Di pinggirankotadi Sulawesi Utara, masih terdapat Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang terbengkelai. Dokter jarang datang

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Kondisi  Puskesdes Memprihatinkan Dokter  Datang  Hanya  Sebulan Sekali
Bakti Husada logo 

 TRIBUNNEWS.COM. AIRMADIDI - Pemeriksaan kesehatan dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta menelan biaya masing-masing sekitar Rp 75 juta. Alat-alat kesehatan canggih digunakan dokter-dokter ahli  untuk mengecek kesehatan para calon pemimpin bangsa itu.

 Namun ironisnya, di pinggirankotadi Sulawesi Utara, masih terdapat Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang terbengkelai. Dokter jarang datang ke puskesmas tersebut. Warga pun terpaksa harus kekotauntuk berobat.

 Satu di antaranya adalah  Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes), Desa Danuru, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa yang kondisinya memprihatinkan. Bangunan yang terletak di tepi jalan raya antara Desa Pandu dan Likupang ini mulai termakan usia. Dindingnya yang bercat putih mulai terkelupas hingga tampak dinding semennya.

 Kayu-kayu pada pintu dan jendela mulai lapuk, beberapa bagian sudah mulai rusak.Adatiga jendela yang berada di dekat pintu masuk. Satu diantaranya telah pecah sebagian. Hanya ditambal dengan triplek ala kadarnya.

 "Jendela ini pecah entah kenapa, kemudian saya tutup dengan menggunakan tripleks agar anak-anak tidak masuk,"ujar Jansen Mait, warga Desa Darunu, Kecamatan Wori Minahasa Utara (Minut), Selasa (25/5/2014).

Sedangkan jendela yang menjadi ruang dokter atau bidan menggunakan ada bilik tersendiri terbuat dari tripleks.

 Saat masuk ke dalam, lantainya yang menggunakan keramik putih terdapat tiga buah meja dari kayu beserta beberapa kursi yang terbuat dari kayu dan plastik. Di bangunan ini terdapat dua kamar. Satu kamar digunakan untuk dokter atau perawat, terkunci rapat. Sedangkan kamar lainnya terdapat tempat tidur untuk memeriksa pasien.

Berita Rekomendasi

 Di langit-langit ruangan sudah bolong, sehingga terlihat kayu dan sengnya. "Pintu belakangnya tidak bisa ditutup, sehingga diganjal pakai meja," kata Richard Kamuraan, warga Darunu lainnya.

 Pria berusia 67 tahun ini menambahkan, Puskesdes ini telah lama berdiri, lebih dari 10 tahun lalu. Sejak itu sudah beberapa kali pergantian bidan yang memberikan pelayanan di Puskesdes tersebut. "Saat ini dalam seminggu bidannya dua atau tiga kali datang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.

 Pada saat ada pelayanan banyak masyarakat yang datang memeriksakan kesehatannya. "Kalau dokter datangnya sebulan sekali. Saat dokter datang ada penimbangan bayi, pemeriksaan ibu hamil dan pengobatan bagi warga yang kesehatannya terganggu," ujarnya.

 Jumlah KK yang terdapat di Desa Darunu berjumlah sekitar 250 KK, dengan jumlah penduduk sekitar 600 jiwa.

 Sementara itu, Jansen Mait berpendapat memang alangkah baiknya jika bidan di Puskesdes selalu ada setiap hari. Sehingga jika ada warga yang sakit bisa langsung mendapatkan pertolongan.

 "Biarpun hanya pertolongan pertama, tapi jika ada bidan yang tinggal akan semakin mudah mendapatkan pertolongan,"ujarnya yang dibenarkan Richard.

 Untuk itu ia berharap agar Puskesdes di desanya bisa direnovasi oleh pemerintah, sehingga ada bidan yang tinggal didesanya. "Kalau ada bidan yang tinggal di desa, warga yang membutuhkan pertolongan bisa segera dilayani. Sebab selama ini kalau sakit harus pergi keManado," tuturnya.

Halaman
123
Tags:
Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas