PSK Dooly Curhat Lewat Tulisan ke Presiden SBY
"Maka dari itu, kita menuntut Bapak Presiden SBY dan Komnas HAM membantu kami dengan membatalkan penutupan lokalisasi Dolly ini," kata Titin.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Surat uneg-uneg yang ditulis PSK lokalisasi Dolly dan Jarak umumnya meminta tidak ada penutupan.
Ini dikarenakan hasil keringat sebagai PSK digunakan untuk menghidupi keluarga.
"Tolong bu Risma, jangan tutup lokalisasi Dolly-Jarak. Ini tempat kami mencari makan dan penghidupan," kata Nina, salah satu PSK Lokalisasi Dolly dalam surat uneg-unegnya, Kamis (5/6/2014).
Sebetulnya, lanjut tulisan Nina, bekerja sebagai PSK di lokalisasi bukan keinginanya.
Namun karena terdesak kondisi kebutuhan ekonomi dan untuk bertahan hidup banyak yang terpaksa menjadi PSK di Dolly.
"Jadi bekerja di lokalisasi menjadi pilihan kami untuk menghidupi keluarga," ucap Nina.
Hal sama disampaikan PSK Dolly-Jarak lainya, Titin.
Menurutnya, para PSK Dolly-Jarak juga manusia yang berhak mendapatkan penghidupan. Oleh karena itu, apabila lokalisasi Dolly ditutup dengan sendirinya hak untuk hidup dari PSK telah dihilangkan.
"Maka dari itu, kita menuntut Bapak Presiden SBY dan Komnas HAM membantu kami dengan membatalkan penutupan lokalisasi Dolly ini," kata Titin.
Oleh karena itu, ungkap Titin, dirinya berharap surat yang telah ditulis oleh para PSK lokalisasi Dolly-Jarak betul-betul bisa sampai ke tangan Presiden dan Komnas HAM.
"Ini karena kehidupan kami terancam oleh penutupan lokalisasi Dolly," tutur Titin.