Takut Intimidasi, Warga Buka Kembali Bendungan di Gowa Dan Takalar
Setelah sempat menutup sehari Bendung Kampili di Dusun Juluje'ne, Desa Bontoramba, Kecamatan Palangga, warga akhirnya kembali membuka bendungan
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur Uming
TRIBUNNEWS.COM, SUNGGUMINASA - Setelah sempat menutup sehari Bendung Kampili di Dusun Juluje'ne, Desa Bontoramba, Kecamatan Palangga, warga akhirnya kembali membuka bendungan yang mengairi persawahan tersebut, Senin (9/6).
Informasi yang diterima tribun dari warga setempat, dibukanya bendungan setelah adanya pertemuan tenaga kontrak penjaga bendungan dengan Kepala Dinas PSDA Provinsi Sulsel di Makassar, Senin (9/6) pagi.
"Yang saya tangkap dari perkataan pak kadisnya kami seperti diintimidasi. Seolah-olah kalau kami tidak buka itu bendungan akan berpengaruh dengan pekerjaan penjaga bendungan," ujar Adnan, anak dari salah satu honorer yang tidak lolos saat mewakili ayahnya datang.
Namun, menurut Adnan, Kadis PSDA meminta agar dibawakan data nama-nama honorer K2 yang lolos dengan SK siluman atau tempelan.
Hal yang sama juga terjadi di Bendung Bisua, Kecamatan Polombangkeng Utara, Takalar. Warga yang tidak lolos membuka kembali bendungan tersebut.
Sementara itu, Sekda Gowa, Baharuddin Mangka, yang hendak dikonfirmasi tribun diruangannya tampak susah ditemui. Staf yang berjaga didepan pintu mengatakan harus melalui Humas terlebih dahulu. Sementara Humas sedang tidak berada ditempat
Sedangkan Humas Takalar, Sirajuddin, yang dihubungi tribun mengaku prihatin dengan nasib tenaga honorer yang bekerja menjaga bendungan.
Namun menurutnya aksi penutupan bendung tidak seharusnya dilakukan, sebab bisa merugikan petani.
"Saya rasa penutupan bendung jangan dihubungkan dengan ketidaklulusan mereka. Tapi kami sebagai pemerintah tentu ikut prihatin. Itu semua tergantung dari keputusan provinsi," paparnya. (Won)