Dua Kelompok Warga Perang Batu
Dua kelompok pemuda yang terlibat saling melesakkan anak panah dan melempar batu berasal dari RW 5 dan warga RW 4.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Bentrokan antarpemuda di Jl Dangko kembali pecah, Senin (16/6/2014) malam. Situasi ini mengingatkan kembali pada bentrok antarwarga yang sering terjadi tahun lalu.
Dua kelompok pemuda yang terlibat saling melesakkan anak panah dan melempar batu berasal dari RW 5 (Sappa Bulo) dan warga RW 4 (Kompleks Dangko). Bentrokan terjadi sekitar pukul 20.30 Wita.
Dalam insiden ini tidak ada korban jiwa dan luka-luka.
Bentrokan berhasil diredam beberapa menit kemudian setelah anggota Patroli Motor (Patmor) Polrestabes Makassar dan anggota Polsek Tamalate, tiba di lokasi kejadian untuk membubarkan massa.
Warga di sekitar lokasi kejadian menceritakan, perang batu ini berawal saat seorang warga Sappa Bulo bernama Nonci (39), yang berprofesi sebagai pandai besi, diancam dengan menggunakan anak panah dari seorang yang dicurigai dari Kompleks Dangko.
Ciri-ciri utama yang dikenali korban adalah tatto di kedua tangan pemuda tersebut. Selain itu, Nonci juga sempat mengidentifikasi warna kulit pelaku yang berwarna putih dan rambut cukur pendek.
Kepala Bidang Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasian, menjelaskan, sebelum perang kelompok terjadi, Nonci bersama istrinya sedang makan di warung ayam goreng di Jl Dg Ngepe dekat kantor BRI.
Ketika itu tiba-tiba didekati oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor. Salah satunya turun dan mengancam korban dengan anak panah.