Sejumlah Daerah di Jatim Tunggu Kepulangan Para PSK
Berdasarkan informasi dan komunikasi dengan Dinas Sosial Pemprov Jatim, ada 34 orang asal Jember yang berada di sana (Dolly). Rencananya mereka akan
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Sejumlah daerah pun bersiap.
Jember misalnya, melalui Dinas Sosial menyatakan siap menyambut kepulangan pekerja seks asal kabupaten itu.
“Berdasarkan informasi dan komunikasi dengan Dinas Sosial Pemprov Jatim, ada 34 orang asal Jember yang berada di sana (Dolly). Rencananya mereka akan dipulangkan ke Jember, begitu juga dengan warga dari daerah lain,” ujar Kepala Dinas Sosial Eko Heru Sunarso, Kamis (19/6/2014).
Dinsos Jember belum mengantongi nama dan alamat mereka. Jika nanti Dinsos Pemprov telah menyerahkan nama dan alamat, petugas Dinsos Jember akan melakukan verifikasi ke alamat masing-masing.
“Setelah itu, jika mereka telah tiba di Jember akan kami kumpulkan kemudian kami latih ketrampilan,” lanjutnya.
Pelatihan itu disesuaikan dengan keinginan dan ketrampilan para eks pekerja seks.
Eks pekerja seks itu, lanjutnya, mempunyai kemampuan usaha dan kerja berbeda karenanya pelatihannya nanti menyesuaikan dengan hal tersebut.
Heru menegaskan, pekerjaan mereka sebagai pekerja seks tidak sampai terbawa ke tempat asal apalagi sampai terbentuk jaringan prostitusi baru.
Hal yang sama dilakukan Pemkot Batu. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Batu menyatakan, ada enam pekerja seks Dolly asal Kota Batu.
“Mereka ber-KTP Batu, tapi apakah mereka orang Batu asli atau bukan, kami belum tahu,” terang Eko Suhartono, Kepala Dinsosnaker usai rapat koordinasi di balai kota Batu, Kamis (19/6/2014).
Saat ini, Eko masih menunggu koordinasi dengan Provinsi Jatim.
Ketika pekerja seks sudah dipulangkan, pihak Dinsosnaker akan memantau mereka, supaya para PSK ini diterima di tengah masyarakat di kampung halamannya. Begitu juga pendampingan terhadap mereka dilakukan.
“Apapun yang terjadi, itu adalah masalah sosial yang harus kami tangani. Kami diminta (pemerintah provinsi) untuk memantau kegiatan mereka supaya tidak kembali lagi menjadi pekerja seks,” ujar mantan kepala bagian ekonomi dan pembangunan ini.
Begitu juga dengan Mojokerto. Data Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto menyebut ada 16 pekerja seks asal daerah ini yang bekerja di Dolly.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Hariyono menyatakan belasan pekerja seks itu akan ikut dipulangkan ke kampung halamannya di Mojokerto.
Hariyono mengaku masih nenunggu koordinasi lebih jaduh dengan Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim.
Apakah perlu dijemput oleh Dinas Sosial atau pekerja seks yang bersangkutan pulang sendiri.
Jika jadi pulang, Mojokerto siap memberi pelatihan dan keterampilan sebagai modal hidup sebelum hidup normal bersama masyarakat. (aru/iks/fai/uni)