Tulis Tambang Mangan, Wartawan Atambua Diancam Dibunuh
Felixianus Ali (32) Wartawan media online Weeklyline.net yang bertugas di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), diancam hendak dibunuh.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Atambua - Felixianus Ali (32) Wartawan media online Weeklyline.net yang bertugas di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), diancam hendak dibunuh. Ancaman lewat pesan singkat di telepon genggamnya itu datang menyusul tulisannya tentang perusahaan tambang mangan di Dusun Aitameak, Kecamatan Lamaknen Selatan Kabupaten Belu.
“Pagi tadi ada dua pesan singkat yang masuk ke handphone saya mengancam mau membunuh saya," kata Ali kepada Kompas.com, Kamis (19/6/2014). "Isi pesan singkat itu menggunakan bahasa Tetun (salah satu bahasa daerah setempat)," imbuh dia.
Menurut Ali, pesan tersebut menyinggung tulisannya tentang perusahaan tambang PT Nusa Lontar Resources (NLR). "Selain ancaman pembunuhan, pesan singkat itu juga berisi makian yang sangat jorok,” kata dia.
Tulisan Ali tentang perusahaan tambang tersebut berjudul "Tak Tahu Malu Diusir Pun PT NLR Tetap Bertahan di Belu”. Dia mengaku tak tahu siapa pengirim pesan tersebut karena tak ada dalam daftar kontaknya.
Menyikapi ancaman itu, Ali yang juga adalah Koordinator Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur, mengaku belum mau melapor ke polisi. Namun, dia sudah menginformasikan ancaman tersebut ke sejumlah pihak, termasuk ke lembaga swadaya masyarakat, wartawan, dan TNI dari satuan tugas pengamanan perbatasan RI-RDTL, untuk melacak si pengirim pesan.
Tulisan Ali yang menjadi pangkal ancaman, berisi tentang penolan warga, rohaniawan, dan LSM terhadap aktivitas perusahaan tersebut. Penolakan bermula dari penyakit kulit yang diderita ribuan warga setempat setelah perusahaan tersebut beroperasi di sana.