Ribuan Warga Sumedang Masuk Daftar Pemilih Khusus
Jumlah pemilih yang masuk daftar pemilih khususu (DPK) pada pemilihan presiden (pilpres) mencapai 1.240 pemilih
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Jumlah pemilih yang masuk daftar pemilih khususu (DPK) pada pemilihan presiden (pilpres) mencapai 1.240 pemilih. Para pemilih ini masuk DPK karena namanya tidak tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) Sumedang yang berisi 838.114 pemilih.
"KPU terus melakukan pemutakhiran data pemilih, dan setelah ditetapkan DPT ternyata sebanyak 1.240 orang belum masuk DPT sehingga dimasukan ke DPK," kata Ketua KPU Sumedang, Asep Kurnia, di kantornya, Kamis (3/7).
KPU sudah menetapkan jumlah DPK itu pada Selasa (1/7) lalu. Dari jumlah 1.240 pemilih itu sebanyak 591 orang pemilih laki-laki dan sisanya 649 pemilih perempuan.
"Kecamatan Jatinangor paling banyak pemilih yang masuk DPK mencapai 664 orang," kata Asep.
Data paling banyak yang masuk DPK di Jatinangor karena merupakan kawasan pendidikan dan disana banyak mahasiswa yang sebelumnya tak terdata masuk DPT.
Jumlah pemilih yang masuk DPK itu tersebar di 10 kecamatan dari 26 kecamatan yang ada di Sumedang. Jumlah pemilih paling sedikit yang masuk DPK ada di Kecamatan Tanjungmedar yang mencapai tujuh orang pemilih.
KPU juga menerima pemilih luar Sumedang yang meminta memilih di Sumedang pada Pilpres 9 Juli nanti.
"Sampai saat ini yang sudah meminta pindah memilih atau menggunakan formulir model A5 ke KPU sudah mencapai seribu orang lebih," kata Asep.
Menurutnya, pemilih datang ke KPU kebanyakan pemilih dari luar Sumedang dan akan berada di Sumedang saat pemilihan presiden. "Salah satunya adalah ada mahasiswa dari UPI Bandung yang sedang melakukan kuliah lapangan di Sumedang," kata Asep.
Hal yang sam ajuga terjadi ribuan praja IPDN banyak yang tak bisa memilih di Jatinangor karena saat ini sedang praktek lapangan di Ciamis. Sehingga ribuan prja itu menggunakan hak pilihnya di Ciamis dengan menggunakan formulir A5 atau pindah memilih. (std)