Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bergantung Hidup dari Selang di Perut, Bayi Aulia Akhirnya Meninggal

Aulia Ramadhani, bayi penderita atresra esofagus post teracotomy, Jumat (11/7/2014) sekitar pukul 07.00 mengembuskan nafas terakhir.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bergantung Hidup dari Selang di Perut, Bayi Aulia Akhirnya Meninggal
Tribun Kaltim/Niko Ruru
Simpati terhadap Aulia Ramadhani, bayi penderita atresra esofagus post teracotomy, lisasi fistula, esofagostomy dan gastrostomi di Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, terus mengalir dari warga. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Aulia Ramadhani, bayi penderita atresra esofagus post teracotomy, lisasi fistula, esofagostomy dan gastrostomi di Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, Jumat (11/7/2014) sekitar pukul 07.00 mengembuskan nafas terakhir.

Bayi yang sepanjang hidupnya hanya mengandalkan selang di perut untuk memasukkan makanan ke tubuhnya itu, meninggal dunia di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, saat dalam proses penggantian selang yang bocor.

"Berita Duka. Inalilahi wai ina ilaihi rojiun. Telah berpulang bayi Aulia Ramadhani di RSCM Jkt Tadi Subuh tgl.11 Juli 2014. mohon doa untuk ketabahan Keluarga," bunyi pesan singkat yang diterima Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network) dari Sayid Abdullah, salah seorang kerabat Aulia.

Sayid menjelaskan, dua pekan lalu Aulia dibawa orang tuanya ke Jakarta untuk mengganti selang yang bocor. Setelah kembali, baru dua malam di Mansalong, badan Aulia menjadi panas. Karena panasnya yang tidak turun-turun, pihak Puskesmas Mansalong merujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Malinau.

"Di sana kurang lebih empat malam, karena memang dokter di sana tidak berani melepaskan. Saat itu kondisi Aulia belum stabil," ujarnya.

Karena selang kembali bocor, Aulia lalu dibawa ke Jakarta. Sayid mengatakan, melalui telepon eluler, Kamis (10/7/2014) sore, ia sempat menghubungi Zainakir, ayah Aulia.

Berita Rekomendasi

"Kondisi Aulia Alhamdulillah sudah agak lumayan," ujarnya.

Seharusnya, kata dia, Jumat, Aulia menjalani kontrol terakhir sebelum dipulangkan ke Nunukan. "Seharusnya pulang hari ini setelah kontrol," ujarnya.

Direncanakan bulan depan Aulia dioperasi sehingga ia tak perlu lagi menggunakan selang untuk memasukkan makanan.

"Tetapi Allah berkehendak lain. Allah lebih sayang kepada dia. Allah telah mengambil dia kembali," ujarnya.

Aulia dilahirkan di RSUD Malinau pada 4 Agustus 2013. Anak pasangan Zainakir dan Siti Aminah ini merupakan bungsu dari empat bersaudara yaitu Zul Khairatul Anuaria (10), Nurul Intihan (6) dan Warda Umairah (2).

Zainakir yang bekerja sebagai petani hampir setahun belakangan ini hanya mengandalkan bantuan dari berbagai pihak untuk proses pengobatan dan perawatan serta transportasi Aulia. Untuk biaya selama mendapatkan penanganan medis, Aulia dibantu Pemerintah Kabupaten Malinau.

"Ada juga bantuan dari Pemkab Nunukan sekitar Rp 7 juta. Itupun baru diterima kemarin sore di rekening Bapak Ustad Zainakir setelah memakan waktu beberapa bulan," ujarnya.

Sayid berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah berpartisipasi membantu biaya transportasi Aulia dan orang tuanya, melalui Dompet Peduli Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kabupaten Nunukan.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Nunukan khususnya Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Malinau karena mulai awal Aulia dilahirkan sampai hari ini Pemerintah Kabupaten Malinau yang menanggung biaya perawatan," ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas