Ombak Besar, Kapal Cepat Jalur Sabang-Banda Aceh Dihentikan
Dua unit kapal cepat di jalur pelayaran Sabang-Banda Aceh, yaitu Expres Bahari dan Cantik Bahari, sejak Minggu (13/7) pagi sampai tidak beroperasi
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Dua unit kapal cepat di jalur pelayaran Sabang-Banda Aceh, yaitu Expres Bahari dan Cantik Bahari, sejak Minggu (13/7) pagi sampai sore kemarin tidak beroperasi karena alun dan gelombang mencapai 2-3 meter.
“Kondisi laut seperti itu untuk kapal cepat yang bodinya terbuat dari fiber sangat tidak memberikan kenyamaman dan ketenangan bagi penumpang. Untuk keselamatan bersama, nakhoda kapal mengambil keputusan tidak mengoperasikan kapalnya untuk rute Balohan-Ulee Lheue,” kata Kepala Syahbandar Malahayati, Edy Yuslan kepada Serambi, Minggu (13/7) terkait tidak beroperasinya kedua kapal cepat untuk rute Balohan (Sabang)-Ulee Lheue (Banda Aceh).
Edy menjelaskan, menurut pihak BMKG, tingginya alun dan gelombang di laut karena adanya perubahan tekanan angin secara ekstrem. Embusan dan pusaran angin badai di tengah laut sangat keras.
Kondisi seperti itu, kata Edy, sudah dirasakan oleh nakhoda kapal cepat dan feri sejak pelayaran Jumat (11/7) dan Sabtu (12/7).
Mereka minta pendapat Adpel Malahayati, dan pihak Adpel menyarankan untuk sementara menyetop operasi. “Jika pada hari Senin (14/7), alun dan gelombang normal, kedua kapal cepat itu kembali beroperasi,” kata Edy.
Bukan hanya kapal cepat, feri KMP Teluk Sinabang juga mengurangi jadwal pelayaran dari dua kali sehari menjadi satu kali. Berangkat dari Balohan Sabang pukul 08.00 WIB tiba di Ulee Lheue pukul 10.00 WIB, dan pada pukul 14.30 WIB kembali ke Sabang.
Kepala UPTD Pelabuhan Ulee Lheue, T Naziruddin mengatakan, akibat penurunan frekuensi pelayaran feri Teluk Sinabang, banyak mobil barang yang tidak bisa diangkut.
Pada Senin kemarin, menurut Naziruddin ada lima mobil barang yang harus diparkir di halaman parkir Pelabuhan Ulee Lheue.
Kepala ASDP Banda Aceh, Arifuddin yang dimintai penjelasannya terkait pengurangan jadwal pelayaran feri dari dua kali menjadi satu kali sehari mengatakan, penyebabnya juga karena faktor cuaca yang membahayakan pelayaran.
Menurut Arifuddin, memasuki minggu ketiga puasa, jumlah penumpang mobil barang sedikit meningkat. Setiap hari ada sekitar 30 unit mobil barang berbagai tipe yang harus diseberangkan ke Sabang.
“Karena kapasitas angkut KMP Teluk Sinabang hanya 15-20 unit untuk jenis campuran, sementara pelayaran hanya satu kali, sudah pasti banyak mobil barang yang tidak dapat diangkut. Sedangkan KMP BRR yang kini sedang doking di Belawan bisa mengangkut lebih 30 unit mobil,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan, Telekomunikasi, Informasi dan Telematika Aceh, Ir Rizal Aswandi mengatakan, pengurangan jadwal pelayaran kapal feri pada hari Minggu semata-mata hanya untuk memberikan kenyamaman dan keselamatan kepada penumpang.(her)