Nelayan Pekalongan Keluhkan Pembatasan Solor Subsidi
Seorang Nelayan, Wasugi (60) warga Karangasem, Kecamatan Batang mengeluhkan kebijakan pemerintah terkait pengurangan 20 solar subsidi.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jateng, Hermawan Endra Wijonarko
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Seorang Nelayan, Wasugi (60) warga Karangasem, Kecamatan Batang mengeluhkan kebijakan pemerintah terkait pengurangan 20 solar subsidi. Sebab dia tidak bisa mencari ikan secara leluasa.
Jika biasanya dia menyiapkan 12 Kiloliter untuk pergi pulang melaut ke Kalimantan. Kalau solarnya dikurangi hanya bisa menjangkau sekitar 300 mil saja atau sekitar Karimun Jawa. "Padahal biasanya kami mencari ikan di sekitar perairan Kalimantan karena lebih banyak ikannya," kata Wasugi, Kamis (7/8/2014).
Nalayan lainnya, Wastono, ABK Teguh Makmur, mengaku membutuhkan sekitar 20 Kiloliter untuk sekali melaut. Bila dikurangi dia kawatir tidak bisa mencari ikan lebih jauh. "Sebab kalau dekat-dekat juga percuma ikannya sedikit, makanya kami jauh-jauh sampe sana karena lebih banyak ikan," katanya.
Sementara Manajer SPBN Jasa Mina, Kalurahan Kerapyak Lor, Kecamatan Pekalongan Utara, Indah Wahyu, mengatakan sudah memberlakukan kebijakan dari pemerintah pusat sejak awal bulan Agustus. Sebab saat ini suplai solor kepadanya juga dibatasi.
"Alokasi perbulan 456 KL, seharusnya kalau 20 persen adalah 364 KL. Makanya kami masih komunikasikan terus dengan pertamina," katanya.
Pihaknya mengaku belum siap dengan kebijakan tersebut, karena sebelum diberlakukan pengurangan subsidi dia masih sering kekurangan. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.