Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

1.017 Pasien Jalani Cuci Darah di RSUP Sanglah Denpasar

"Baik dari pasien rawat jalan maupun rawat inap. Berarti rata-rata per hari kami menerima sekitar 90 tindakan cuci darah," ujar

zoom-in 1.017 Pasien Jalani Cuci Darah di RSUP Sanglah Denpasar
net

TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR - RSUP Sanglah berencana menambah tiga alat Hemodialisis atau yang sering disebut alat cuci darah untuk pasien gagal ginjal.

Meski saat ini, rumah sakit tersebut telah memiliki 47 alat, namun dirasa kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien cuci darah yang semakin meningkat.

Sebanyak 1.017 pasien rawat jalan dan rawat inap menjalani cuci darah selama dua pekan sejak 30 Juli hingga 12 Agustus 2014 di RSUP Sanglah Denpasar.

"Baik dari pasien rawat jalan maupun rawat inap. Berarti rata-rata per hari kami menerima sekitar 90 tindakan cuci darah," ujar Kepala Bidang Penunjang Medis RSUP Sanglah, dr Ken Wirasandhi, pada Tribun Bali, Selasa (12/8/2014).

Ia mengatakan penderita gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah semakin meningkat di RSUP Sanglah, sehingga pasien yang ingin melakukan tindakan tersebut harus antre menunggu giliran.

Karena keterbatasan peralatan, maka RSUP Sanglah menerapkan satu kali cuci darah per minggu untuk satu pasien.

Meskipun, semestinya, mereka harus menjalani cuci darah di ruang Divisi Ginjal dan Hipertensi dua kali dalam se-minggu.

Berita Rekomendasi

"Tujuannya biar semua pasien bisa dilayani dan tidak mengantre lama," terang Ken.

Ia berharap dengan penambahan tiga alat tersebut, pasien cuci darah dapat dilayani lebih optimal.

Pihaknya sudah berusaha secara optimal untuk semua fasilitas cuci darah yang ada terus ditambah sehingga pasien yang akan melakukan tindakan tersebut tidak menunggu terlalu lama.

Ken mencontohkan pasien yang menderita gagal ginjal biasanya rutin seminggu dua kali untuk melakukan cuci darah.

Namun, akibat banyaknya pasien yang melakukan cuci darah di RSUP Sanglah pihaknya menerapkan cuci darah seminggu sekali untuk seorang pasien.

"Agar semua pasien dapat pelayanan optimal dan mengurangi antrian kami menjadwalkan pasien tersebut untuk seminggu sekali cuci darah. Sebenarnya ideal untuk melakukan cuci darah harus dua kali seminggu," ujar Ken.

Ia menambahkan apabila antrean untuk cuci darah tersebut terus berlangsung dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas hidup pasien.

Pihaknya mengatakan RSUP Sangalah memiliki 47 alat cuci darah. Namun, diakuinya masih kurang untuk melayani banyaknya pasien yang melakukan cuci darah.

"Bulan depan akan ditambah tiga alat cuci darah lagi. Namun, walaupun ditambah tetap masih kurang," ujar Ken.

Wayan Muda, pasien Hemodialisis misalnya, seminggu sekali ia harus menjalani cuci darah akibat batu ginjal yang dideritanya sejak tiga tahun yang lalu.

"Dua kali seminggu saya harus cuci darah. Hanya karena kurang minum," kata lelaki berusia 60 tahun ini.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas