News Analysis : Memang Harus "ISIS"
Ada pengajian yang dianggap aneh, sudah langsung dituduh bagian dari ISIS. Ada masjid yang dilihat tidak wajar, sudah dicap ISIS.
Mereka yang berbicara kebanyakan tidak mengerti peta konflik di Suriah dan Irak, khususnya yang berkaitan dengan organisasi para mujahid di sana.
Saya tegaskan, bila ada mujahid yang berangkat ke Suriah, itu tidak bisa digeneralisasi sebagai serdadu ISIS.
Di Suriah ada faksi-faksi perlawanan lain. Bukan hanya ISIS. Organisasi yang mendapuk Abu Bakr Al-Bagdadi sebagai pimpinan tertinggi itu baru seumur jagung.
Di Suriah, ada organisasi para mujahid yang sudah lama berjuang melawan rezim Bashar al Assad, yakni Jabhah Nusrah (JN), organisasi yang berafiliasi ke Al Qaeda.
Meski begitu, JN tidak sebengis yang dipertontonkan ISIS. Keduanya bahkan sering terlibat baku tembak.
Inilah yang membuat saya tertawa dengan geliat pemberitaan tentang ISIS di Indonesia.
Semuanya menjadi parno alias paranoid. Bahkan, membicarakan ISIS pun menjadi sesuatu yang terlarang.
Ada pengajian yang dianggap aneh, sudah langsung dituduh bagian dari ISIS. Ada masjid yang dilihat tidak wajar, sudah dicap ISIS.
Coba kita telusuri organisasi keagamaan di Indonesia. Coba inventarisasi organisasi-organisasi itu yang tidak sepakat dengan Pancasila.
Ada organisasi yang terang-terangan menolak faham Pancasila. Tapi toh aman-aman saja. Contoh lain, partai misalnya.
Banyak partai politik yang melahirkan orang-orang korup yang merampk uang negara.
Bukankah tindakan itu mengkhianati Pancasila? Lalu kenapa parpol-parpol itu juga aman-aman saja?
Atau apakah karena ISIS mempertontonkan kebengisan? Memang di dunia maya banyak sekali video dan foto yang memperlihatkan sekelompok pria beratribut ISIS membunuh siapa saja yang melawan faham mereka. Jujur, adegan di video dan foto itu terlampau sadis.
Nah, karena kebengisan itulah kita semua menganggap faham ISIS sangat berbahaya.