Indofood Sudah Ancang-ancang Naikkan Harga Mi Instan
Naiknya beban produksi yang dipicu kenaikan tarif dasar listrik (TDL), mulai memaksa industri makanan menaikkan harga jual produk.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA– Naiknya beban produksi yang dipicu kenaikan tarif dasar listrik (TDL), mulai memaksa industri makanan menaikkan harga jual produk.
Raksasa industiy mi instan, PT Indofood CBP (ICBP) Sukses Makmur Tbk, misalnya, harus menaikkan harga jual mi instan antara empat hingga enam persen, guna mengimbangi kenaikan beban produksi tersebut.
Direktur Indofood CBP Taufik Wiraatmadja mengakui, salah satu latar belakang dari kenaikan harga tersebut adalah naiknya TDL meski itu bukan satu-satunya faktor yang jadi pertimbangan.
"Listrik memang naik, tapi bagi kami terhitung kecil. Komponen listrik buat kami naik tujuh persen, sehingga kenaikannya membuat cost produksi secara keseluruhan naik satu persen saja. Ada beberapa variabel lain yang membuat kami menaikkan harga jual,” kata Taufik, ditemui dalam acara Investor Summit 2014 di Surabaya, Kamis (21/8/2014).
Taufik menambahkan, kenaikan harga itu ditetapkan ICBP pada Juni lalu. Namun, hingga kini, pihaknya belum melihat gejala penurunan penjualan. Korporasi, kata Taufik, memang sangat sensitif untuk urusan menaikkan harga.
Penyebabnya, menaikkan harga jual untuk produk makanan dengan merk (consumer branded product), memang tidak bisa sembarangan.
Bila harga sudah naik, maka, meskipun komponen produksi turun, maka tidak bisa seenaknya menurunkan harga jual, karena bisa mempengaruhi citra produk.
“Banyak variabel sebelum menaikkan harga jual. Apakah itu bisa menjadi profit, apakah timingnya tepat. Jadi, kenaikan ini sudah kami kaji dalam-dalam, dengan segala konsekuensinya,” ungkap dia.
Meski beban produksi naik, tapi kinerja dari ICBP masih bisa dibilang sangat bagus. Pada semester pertama tahun ini, membukukan penjualan bersih Rp 15,52 triliun, atau tumbuh sebesar 23,4 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 12,58 triliun.
Kontribusi mi instan terhadap total penjualan 65 persen, dan sisanya disumbang lini produk susu 18 persen, makanan ringan 7 persen, dan minuman 5 persen.