Tim Jokowi-JK di Jatim Melarang Syukuran Berlebihan
“Meski kami senang dan bersyukur, tapi harus tetap bersikap wajar. Tidak perlu menggelar syukuran yang besar-besaran,” ujarnya
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA – Tim Pemenangan Jokowi-JK Jatim memilih bersikap wajar dan tidak mengumbar ekpresi berlebihan.
Ketika pasangan yang diusung resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2014-2019, menyusul keputusan majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) yang diajukan pasangan Prabowo-Hatta.
Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-JK Jatim SW Nugroho mengatakan, DPP PDIP sudah menginstruksikan agar tim pemenangan dan relawan pemenanganan Jokowi-JK di daerah tidak berlebihan dalam menyikapi keputusan KPU dan MK terkait hasil Pilpres 2014.
Tim juga diminta tidak sombong, takabbur, dan tinggi hati.
“Meski kami senang dan bersyukur, tapi harus tetap bersikap wajar. Tidak perlu menggelar syukuran yang besar-besaran,” ujarnya, kepada Surya(Tribunnews.com Network), Jumat (22/8/2014).
Menurut Nugroho, yang perlu dilakukan oleh tim pemenangan adalah mengawal jalannya pemerintahan baru kabinet Jokowi-JK selama lima tahun mendatang.
Tapi yang melakukan hal itu Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
“Kami yang di daerah, hanya akan mengamankan perintah dari Pusat,” jelasnya.
Apakah perlu partai pengusung Jokowi-JK ‘rujuk’ dengan partai Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta? Wakil Sekretaris Internal DPD PDIP Jatim ini langsung menimpali, bahwa hal itu tidak perlu dilakukan.
“Apanya yang direkonsiliasi, wong tidak ada masalah. Pak Jokowi kan sudah menegaskan hal itu. Di Jatim Pak Sir (Ketua DPD PDIP Jatim) dengan Pak Faf (Sekretaris DPD Gerindra Jatim) tiap hari ketemu dan keduanya selalu guyon. Karena memang tidak ada masalah dan sekat-sekat personal,” imbuh Nugroho.
Hal yang sama juga terjadi di masyarakat. Paska gelaran Pilpres 9 Juli lalu, antara masyarakat yang mendukung Prabowo-Hatta dengan mereka yang mendukung Jokowi-JK langsung rukun dan kembali menjalani hidup bermasyarakat secara normal, seperti sedia kali.
“Jadi, dunia maya beda dengan dunia nyata. Kalau di dunia maya (sosial media), ada yang masih bersitegang, di dunia nyata (kehidupan sehari-hari), hal itu sudah lama tidak ada,” tegas Caleg DPRD Jatim terpilih dari Dapil VIII ini.