Lomba Gulat Tradisional Dihentikan Paksa Aparat, Ratusan Warga Rusak Kantor Polsek
“Jelas mereka marah, karena dalam menghentikan lomba gellu'en yang digelar warga, petugas tidak sopan. Beberapa warga sempat ditendang dan trompet ser
TRIBUNNEWS.COM,SUMENEP – Ratusan massa dari berbagai desa, di Kecamatan Arjasa, Sumenep, Jawa Timur, mengamuk dan akhirnya merusak kantor polsek setempat.
Akibatnya sejumlah kaca, genteng serta pintu dihancurkan oleh warga, tidak hanya itu mobil patroli milik Polsek Arjasa juga dirusak oleh massa.
Kemarahan dan aksi brutal ratusan warga itu lantaran aparat kepolisian menghentikan paksa lomba gulat tradisional atau yang biasa disebut lomba gellu'en ( Madura ), Rabu (27/8/2014).
“Jelas mereka marah, karena dalam menghentikan lomba gellu'en yang digelar warga, petugas tidak sopan. Beberapa warga sempat ditendang dan trompet serta gendang yang mengiringi lomba gelut dirampas oleh petugas,” kata Kusnaidi (45), warga setempat, Rabu (27/8/2014).
Mendapat perlakuan tidak senonoh, warga marah dan mengamuk pada semua petugas kepolisian yang ada di lapangan.
Bahkan Kapolsek Arjasa, AKP Jaiman, yang memimpin langsung penghentian lomba gelut itu, dikejar hingga ke kantor Polsek.
Namun kapolsek berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi di dalam kantor. Namun amarah massa kian tak terbendung. Mereka beberapakali menggedor pintu ruangan kapolsek dan tak mau menemui massa.
“Sebenarnya masyarakat ingin menjelaskan duduk persoalan lomba. Gellu'en itu. Tapi kapolsek tidak mau dan main rampas peralatan lomba kami," terangnya.
Dikatakan, kejadian tersebut bermula saat warga menggelar lomba gulat tradisional atau gellu'en untuk memperingati hari kemerdekaan.
Namun oleh petugas, izin lomba gellu'en tersebut hanya diberi waktu dua hari. Sehingga tidak banyak peserta yang tidak kebagian, akibatnya warga protes dan meminta perpanjangan izin pelaksanaan lomba. Namun oleh petugas semua peralatan lomba dirampas dan pesertanya ditendang.
“Awalnya warga meminta perpanjangan izin, tapi oleh petugas permintaan warga tidak didengar, malahan alat pengiring lomba itu dirampas dan pesertanya ditendang, akhirnya warga marah dan ngeluruk ke kantor polsek,” pungkasnya.
Sementara Kapolsek Arjasa, AKP Jaiman, belum bisa dimintai keterangan, dua nomor ponselnya juga tidak bisa dihubungi.