Kisah Polwan Ditangkap Saat Operasi PSK: Hai, Dia Anak Buah Saya!
"Begitu dekat, komandan saya melihat, lalu berteriak, hei itu lho anak buah saya," ujar Saparani.
Editor: Hasanudin Aco
Saat itulah, ia berbincang-bincang dengan Polwan gadungan tersebut. Dalam pembicaraan itu, Polwan gadungan itu mengaku memiliki jabatan yang setara dengan Kapolres.
Saat itu pula, Saparani menguji kebenaran pengakuan wanita itu, mulai kartu tanda anggota Polri hingga kode etik kepolisian. Ternyata, wanita itu tak bisa membuktikan dirinya sebagai anggota Polri. Akhirnya, Saparani pun menangkap dan membawanya ke kantor polisi.
Namun, di tengah jalan, perempuan ini meronta-ronta. Saat itulah, seorang anggota TNI sedang melintas. Saparani yang kala itu sedang dalam penyamaran, meminta bantuan terhadap anggota TNI tersebut. Begitu anggota TNI ini mendekati, tiba-tiba Polwan gadungan itu berbicara, bahwa dirinyalah anggota Polwan yang sebenarnya.
Perempuan ini pun meminta tolong kepada anggota TNI itu agar dilepaskan dari borgol. Kepada anggota TNI itu, perempuan itu mengatakan, justru Saparani sebagai polisi gadungan.
“Parah waktu itu. Tapi saya juga maklum, soalnya waktu itu saya baru satu tahun menjadi Polwan, ditambah lagi tersangka lebih gagah, berisi dan potongannya lebih meyakinkan," ujar Saparani sembari melepas tawa ringannya.
Akhirnya, Polwan gadungan itu berhasil diamankan dan dibawa ke Polda Bali untuk diperiksa lebih lanjut.
Bukan sekali saja, dirinya menjadi korban salah sangka ini. Saparani juga mengalami salah sangka yang menghebohkan. Ketika berbincang dengan Tribun Bali, Jumat (29/8), Saparani tak bisa menahan gelak tawanya, mengingat peristiwa yang menimpa di masa mudanya itu.
Usai melepas gelak tawanya, perempuan yang berawakan kurus ini mulai kembali bercerita. Kala itu, ia mendapat tugas mengikuti operasi gabungan penyakit masyarakat (pekat) yang melibatkan kepolisian, TNI dan Satpol PP. Saparani kala itu juga sedang menempuh S1-nya.
Sehingga usai kuliah, sore itu, dengan masih berpakaian feminin, ia harus balik ke kantor Polres Badung. Saat ia tiba, ternyata breafing sudah kelar. Akhirnya, tanpa mengikuti perkenalan dan pembukaan, dia pun langsung bergabung dengan Tim 3 dari kepolisian.
Operasi pun digelar. Tim gabungan ini menggerebek lokasi tempat mangkalnya Pekerja Seks Komersial (PSK). Tim yang dibagi tiga titik ini mengepung lokasi mangkalnya PSK ini dengan jarak masing-masing tim sekitar 100 meter.
Tiba-tiba Saparani menghentikan ceritanya. Ia tak bisa menahan gelak tawanya lagi. Setelah menghela nafas panjang meredakan tawa, Saparani kembali melanjutkan ceritanya.
Saat penggerebekan itu, dia melihat seorang PSK yang lari ke semak-semak. Ia pun mengejar seorang PSK tersebut. Namun, di sisi lain, ternyata ada anggota dari kelompok lain yang bukan dari kepolisian juga mengejar PSK tersebut dari arah berlawanan dengannya.
Saat mencari-cari PSK itu, tiba-tiba tangan Saparani dipegang petugas itu. Usai memegang tangan Saparani, ia berteriak; "Saya dapat satu". Mendapati dirinya jadi korban salah tangkap ini, Saparani pun berujar; “Lho Pak, saya ini juga petugas”.
Tetapi, petugas itu tak percaya begitu saja. Saparani pun pasrah saat digiring ke lokasi pengamanan, di mana kerumunan petugas gabungan berada. Begitu tiba, seorang komandannya melihat dirinya digiring petugas lain.
"Begitu dekat, komandan saya melihat, lalu berteriak, hei itu lho anak buah saya," ujar Saparani.
Kontan saja, tawa pun menggelegar. Sampai saat ini, peristiwa salah tangkap ini kerap menjadi cerita yang membuat dirinya tak kuasa menahan tawa.
Senin, 1 September, Polisi Wanita Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66. Selamat hari jadi Polwan!
(ryo/gun)