Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KBIH Batasi Kuota Haji Badal, Petugas Terbatas

“Biasanya, menjelang ibadah haji, mereka tidak pulang ke Tanah Air. Selama di tanah suci itu, mereka kami manfaatkan untuk membadali,” terang Staf Uru

zoom-in KBIH Batasi Kuota Haji Badal, Petugas Terbatas
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
Seorang Calon Jemaah Haji KBIH Muhammadiyah Palembang, melambaikan tangan kepada keluarga yang mengantarnya dari jendela bus yang membawa ke Asrama Haji Embarkasi Palembang, Senin (3/10/201). Ke 32 calhaj ini dilepas secara resmi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PW) Sumsel, Prof Dr H Romli SA MAg. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat) 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Meski peminat haji badal cukup tinggi,  banyak KBIH yang tidak berani menerima secara massal.

Mereka umumnya, terbentur problem, sulitnya mencari orang atau petugas badal.

KBIH  Mabruro, misalnya, tahun ini hanya berani menerima pendaftar 30 haji badal.

Jumlah ini disesuaikan dengan jumlah  petugas, pembimbing, yang dimiliki.

Mereka inilah yang menjadi langganan pelaksana badal.

Di luar itu, KBIH ini mengandalkan para guide (pemandu) umrah yang sudah menjadi langganan.

Mereka ini, orang-orang Indonesia yang bermukim di Arab Saudi.

BERITA TERKAIT

“Biasanya, menjelang ibadah haji, mereka tidak pulang ke Tanah Air. Selama di tanah suci itu, mereka kami manfaatkan untuk membadali,” terang Staf Urusan Haji KBIH Mabruro, Ichwan Abdilah.

Ichwan menambahkan, Mabruro mempunyai orang kepercayaan di Makkah yang bernama Abdulrachman.

Dia mempunyai kelompok guide yang selalu berhubungan dengan Mabruro.

Secara teknis, Mabruro lebih dulu mendata jumlah dan nama-nama orang yang akan dibadalkan.

“Persyaratannya, cukup menyerahkan nama orang yang akan dibadalkan. Jangan lupa bin atau binti, karena itu berkaitan dengan niat yang melaksanakan ibadah,” tambahnya.

Mabruro menjamin, satu permintaan badal akan dilaksanakan oleh satu orang.

Sepulang dari tanah suci, orang yang dibadalkan juga mendapatkan sertifikat haji. Persis seperti jamaah haji yang berangkat sendiri.

Untuk  mendapatkan layanan badal, Mabruro memasang tarif Rp 7.500.000.

Meski demikian, Ichwan menegaskan layanan ini hanya layanan tambahan.

Layanan ini hanya diberikan kepada jemaah atau mantan jemaah yang pernah berangkat bersama Mabruro.

Namun, layanan ini tidak akan diiklankan secara terbuka.

Sebab menurutnya, pelaksanaan haji badal secara kolektif rawan diselewengkan.

Dikhawatirkan, layanan ini justru dibisniskan dan tidak menjadi amanah.

Hal serupa juga ditegaskan oleh biro perjalanan haji dan Umroh Ebad Wisata.

Senior Custumer Service Ebad Wisata, Tania Samudra mengatakan, layanan Haji Badal tidak mungkin dijadikan bisnis utama.

Sebab, pelaksanaannya harus dipastikan, satu orang membadali satu nama saja.

“Haji badal memang tidak mungkin dilakukan secara massal. Karena itu, di Ebad layanan ini hanya opsi tambahan. Layanan utama kami tetap umrah dan ONH Plus,” terangnya.

Setiap tahun, lanjut Tania, Ebad Wisata hanya melayani rata-rata tujuh haji badal.

Untuk menggunakan jasa ini, Ebad mengenakan tarif Rp 9.000.000 per orang.

Sebagai pelaksana badal, Ebad menggunakan jasa ustaz yang menjadi pendamping haji.

Karena keterbatasan jumlah pelaksana badal pula, kuota badal sangat terbatas.

Masih menurut Tania, sebenarnya banyak permintaan badal haji. Namun, Ebad tetap pada kebijakan, membatasi kuota badal.

“Sebenarnya permintaan badal cukup banyak. Kami  bahkan sampai menolak banyak permintaan, karena memang ustadz yang melaksanakan badal sangat terbatas,” tandas Tania.    (day/ben/idl)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas