Sejak Dua Bulan Pohon Karet Milik Petani Nyaris Tidak Lagi Bergetah
Sejak dua bulan terakhir pohon karet nyaris tidak lagi bergetah
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.BATURAJA -- Petani karet kini benar-benar memasuki musim paceklik. Sejak dua bulan terakhir pohon karet nyaris tidak lagi bergetah ditambah lagi harga yang terus turun.
Seperti dituturkan Warto (58), petani karet asal Kecamatan Semidangaji Kabupaten OKU kepada Sripoku.com, Kamis (11/9/2020), selama satu bulan terakhir, hujan tidak lagi turun sehinggakondisi ini berdampak pada menurunnya getah karet. Daun karet memasuki musim gugur dan getah susut.
“Karetku cuma dapat satu kwintal, dijual seharga Rp 8.000 per kg,” terang Warto.
Ia menambahkan, uang yang didapat dari hasil penjualan karet bisa cukup membeli beras. Sedangkan harga beras sudah Rp 8.500/kg. Kesulitan petani karet dimusim paceklik ini semakin terasa karena, harga kebutuhan pokok terus naik , ditambah lagi untuk biaya sekolah anak.
Sementara petani karet di Desa Panaimakmur Kecamatan Semidangaji juga mengeluhkan masalah yang sama. Harga dan produksi karet saat ini betul-betul tidak seimbang. Disisi lain, biaya operaisonal juga semakin membuat petani karet terjepit. Contohnya harga obat-obatan dan pupuk juga semakin melambung.
Apabila pohon karet tidak dipupuk maka karet tidak akan bergetah, sementara bila dibelikan pupuk uang dari hasil menjual karet apabila dibelikan pupuk, maka petani tidak bisa lagi membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya.