Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang Galungan, Pengrajin Ijuk Kecipratan Rejeki

"Debunya suka bikin nafas terganggu. Makanya saya tutup hidung dan mulut pakai selendang," ujarnya pada Tribun Bali(Tribunnews.com Network)

zoom-in Jelang Galungan, Pengrajin Ijuk Kecipratan Rejeki
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Umat Hindu Bali berdoa pada hari raya Kuningan di Pura Sakenan, Pulau Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu (8/9/2012). Hari raya Kuningan menutup rangkaian hari raya Galungan yakni 10 hari sesudahnya. Kata kuningan sendiri memiliki makna ka-uningan yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya. (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO) 

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Terik matahari kemarin siang tak membuat I Nyoman Subur (38) menyerah.

Tangannya tampak ganas mencabik-cabik lidi pada gumpalan ijuk yang tertumpuk di tepi jalan by pass Ida Bagus Mantra, Jumat (26/9).

Awalnya ia hanya menutupi kepalanya dengan capil klangsah (topi dari daun kelapa), setelahnya matahari kian meninggi.

Tepat berada di atas kepala pria kurus itu. Debu yang melekat pada ijuk tampak jelas diterbangkan oleh angin.

Saat itu pula ia mengambil sehelai selendang untuk menutupi mulut dan hidungnya.

"Debunya suka bikin nafas terganggu. Makanya saya tutup hidung dan mulut pakai selendang," ujarnya pada Tribun Bali(Tribunnews.com Network) sembari mengikat ijuk yang sudah bersih dari lidi-lidinya.

Begitulah kegiatannya Subur sehari-hari, menjadi buruh pembersih ijuk.

BERITA TERKAIT

Menjelang Galungan, pria asal Banjar Getas Kangin Desa Buruan Gianyar ini rupanya kecipratan rejeki.

Pasalnya cukup banyak orang yang memesan ijuk ditempatnya bekerja.

Walhasil, penghasilannya juga meningkat. Rp 80 ribu bagi pemborong ini tampaknya cukup fair.

Uang sedemikian diakuinya sudah mampu membuat dapurnya mengepul.

Selain itu jika ia bekerja secara konsisten, maka Subur tidak perlu lagi bingung kemana esok harinya ia akan mencari pekerjaan.

"Ini rejeki bagi saya menjelang Galungan beberap bulan lagi. Setidaknya untuk penghasilan setiap hari ada. Jadi tidak usah bingung-bingung lagi nyari serabutan," tuturnya.

Juragan ijuk, I Komang Artawa (55) mengatakan dua bulan ke depan sebelum Galungan, memang ijuk dicari untuk merenovasi ataupun membuat Pelinggih baru.

Ihwal ini tentu menjadi angin segar baginya terlebih bagi buruh yang ia pekerjaan. Artawa mengaku bahagia bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada warga.

"Mereka bisa dapat Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu. Setidaknya cukup membantu warga yang kerja serabutan," tuturnya.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas