Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Napak Tilas Rapat Damai Tumbang Anoi Berlangsung hingga Hari Ini

Desa itu menjadi tempat bersejarah bagi Suku Dayak karena Rapat Damai Tumbang Anoi digelar di sana pada 22 Mei-24 Juli 1894.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Napak Tilas Rapat Damai Tumbang Anoi Berlangsung hingga Hari Ini
Tribun Pontianak
Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang 

Tribunnews.com, Palangkaraya - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, serta Majelis Adat Dayak Nasional, dan Dewan Adat Dayak Kalteng menggelar napak tilas Rapat Damai Tumbang Anoi, Jumat-Sabtu, 3-4 Oktober 2014.

"Napak tilas ini untuk mengenang peristiwa bersejarah bagi Suku Dayak yang bermakna dan penuh perdamaian," kata Presiden Majelis Adat Dayak Nasional Agustin Teras Narang, Jumat (3/10) petang, di Desa Tumbang Anoi, Kecamatan Damang Batu, Gunung Mas, Kalteng.

Desa itu menjadi tempat bersejarah bagi Suku Dayak karena Rapat Damai Tumbang Anoi digelar di sana pada 22 Mei-24 Juli 1894. Saat itu, rapat akbar itu dihadiri sekitar 1.000 orang dari 152 suku Dayak yang ada di Pulau Kalimantan.

Rapat itu, antara lain, menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri tradisi “mengayau” atau memenggal kepala manusia. Desa Tumbang Anoi ini berada sekitar 300 km di sebelah utara Kota Palangkaraya sebagai Ibukota Provinsi Kalteng. Wakil Bupati Gunung Mas Arthon S Dohong mengatakan, Desa Tumbang Anoi menjadi satu-satunya desa paling bersejarah bagi rekonsiliasi masyarakat suku Dayak.

"Tempat ini hampir terlupakan akibat perkembangan zaman. Inilah saatnya untuk menghidupkan kembali semangat rekonsiliasi," kata Arthon.

Kegiatan napak tilas yang digelar sejak Jumat-Sabtu itu diikuti, antara lain, oleh perwakilan Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, serta sejumlah Damang Ketua Adat dari setiap kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalteng.

Sedikitnya 500 orang datang untuk menghadiri napak tilas yang bertema "Penguatan Nilai-nilai Budaya Betang untuk Memperkokoh Eksistensi Utus Dayak dalam Menyukseskan Pembangunan" itu.

Berita Rekomendasi

Pada Jumat malam, kegiatan diisi dengan penjelasan tentang sejarah rapat damai, peluncuran buku "Sejarah Kalimantan Tengah" edisi 2, "Hukum Adat Dayak Tumbang Anoi 1894", dan "Pedoman Peradilan Adat Dayak Kalteng".

Selain itu, ada pula penandatanganan perjanjian antargenerasi. Pada Sabtu (4/10), dijadwalkan adanya peresmian Kawasan Situs Budaya Peninggalan Rapat Damai Tumbang Anoi 1894 dan Desa Tumbang Anoi sebagai Desa Wisata Budaya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas