Pantai Kuwaru Yogja Riwayatmu Kini
Kondisi tersebut selayaknya mendapat perhatian dari pemangku kebijakan dalam upaya penanggulangan risiko bencana kepesisiran di Kuwaru
TRIBUNNEWS.COM,YOGJA - PANTAI Kuwaru, yang terletak di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, merupakan salah satu destinasi wisata pantai yang cukup terkenal di Kabupaten Bantul, DIY.
Banyak wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung, terutama saat akhir pekan dan libur sekolah.
Berbagai macam fasilitas pun disiapkan untuk membuat wisatawan merasa nyaman berada di lokasi tersebut.
Keberadaan warung makan, tempat ibadah, arena permainan, dan pusat souvenir dapat dengan mudah kita temui ketika berkunjung ke Pantai Kuwaru.
Pantai Kuwaru dikenal oleh masyarakat sebagai pantai yang rindang dengan banyaknya deretan pohon Cemara Udang (Casuarina equisetifolia) dan mempunyai material pasir berwarna hitam, yang berasal dari Gunungapi Merapi.
Secara umum, perairan Samudra Hindia mempunyai energi gelombang,(terutama gelombang yang dibangkitkan oleh angin), dan arus yang besar.
Gelombang dan arus mempunyai fungsi sebagai media transpor sedimen dan juga sebagai agen pengerosi.
Tipe material pantai Kuwaru yang mempunyai sifat mudah lepas/tidak padu mengakibatkan wilayah tersebut menjadi sangat dinamis terhadap perubahan.
Energi gelombang dan arus yang besar tentunya dapat menimbulkan ancaman bencana kepesisiran di Pantai Kuwaru, yaitu erosi pantai.
Energi gelombang dan arus yang besar biasanya terjadi pada saat musim Timur, yaitu ketika matahari berada di belahan bumi utara (antara bulan Maret hingga September), meskipun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada saat musim Barat.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, wilayah kepesisiran Kuwaru mengalami perubahan sangat signifikan.
Anda akan terkejut apabila sebelumnya pernah mengunjungi Pantai Kuwaru dan kemudian melihat kondisi saat ini.
Kuwaru telah mengalami kemunduran garis pantai sebagai akibat dari erosi pantai yang mencapai ± 40 meter.
Apabila kita berkunjung ke Pantai Kuwaru saat ini, dapat kita lihat bahwa erosi pantai yang terjadi bahkan sudah mencapai kawasan pengembangan wisata, merusak ekosistem Cemara Udang yang telah ditanam semenjak tahun 1994.
Juga, merusak fasilitas jalan dan bangunan, seperti areal bermain, warung makan, toilet umum, dan lain sebagainya.
Kondisi seperti ini tentunya membuat aktivitas masyarakat lokal dan wisatawan di Kuwaru menjadi terganggu.
Banyaknya fasilitas umum yang rusak dan hilangnya jalur permainan All Terrain Vehicle (ATV) menjadikan daya tarik Pantai Kuwaru menjadi berkurang, sehingga pengunjung yang datang juga tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu dampak tidak langsungnya adalah adanya aktivitas konversi lahan tegalan menjadi tambak udang di wilayah kepesisiran Kuwaru. Sebagian besar lahan tegalan yang ada di Kuwaru kini telah berubah menjadi tambak udang.
Menurut pengakuan beberapa warga, mereka mendirikan tambak udang karena pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata semakin berkurang akibat adanya erosi pantai.
Kondisi tersebut selayaknya mendapat perhatian dari pemangku kebijakan dalam upaya penanggulangan risiko bencana kepesisiran di Kuwaru, terutama dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang mengakibatkan gelombang besar.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pembangunan bangunan pemecah gelombang untuk mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai, dengan mempertimbangkan arah datangnya gelombang. (Bachtiar Wahyu Mutaqin, Dosen Fakultas Geografi UGM)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.