Perahu Rombongan Penganten Tenggelam di Perairan Banyuwangi, 72 Penumpangnya Hilang
Sekitar pukul 15.00 Wib. Kami menerima kabar duka, bahwa perahu yang ditumpangi rombongan, mesinnya mati, celakanya lagi mesin pompa air yang ada di
TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Perahu Layar Motor (PLM) Jabal Nur milik H. Paong (40), warga Dusun Talango Tengah, Desa Brakas, Kecamatan/pulau Raas, Sumenep, dikabarkan tenggelam diperairan selat Banyuwangi, sekitar 15 mil dari bibir pantai, Senin (6/10/2014).
Perahu yang mengangkut 68 orang rombongan penganten dari pulau Raas, berlayar dari pelabuhan Brakas sekitar pukul 9.00 Wib.
Menuju pelau Dewata Bali untuk menghadiri pesta perkawinan.
Namun sebelum perahu rombongan masuk ke perairan selat Bali, mesin perahu tiba-tiba mati, dan tidak bisa diperbaiki.
Sehingga perahu tersebut tidak bisa melanjutkan perjalanan dan hanya bergerak sesui arah mata angin.
Padahal di daerah itu, kondisi ombaknya sangat besar dan berpotensi menggulung apa saja yang ada ditempat tersebut.
" Sekitar pukul 15.00 Wib. Kami menerima kabar duka, bahwa perahu yang ditumpangi rombongan, mesinnya mati, celakanya lagi mesin pompa air yang ada di perahu itu juga mati, dan setelah itu tidak satupun nomor kontak penumpang yang bisa di hubungi," kata Fauzi Muhfar (30), pemuda Pulau Raas yang keluarganya ikut dalam rombongan, Selasa (7/10/2014).
Karena terlalu banyak air laut yang masuk ke perahu, sedang kondisi pompa air dalam perahu itu macet, maka lama kelamaan perahu itu tenggelam.
Tenggelamnya perahu pengangkut rombongan penganten, diperkuat dengan matinya semua nomor kontak penumpangnya, sehingga pihak keluarga tidak bisa menghubunginya.
Akibatnya pihak keluarga mengontak Polair Jangkar Situbondo, Polair Banyuwangi, serta meminta bantuan TNI.
Selain itu, pihak keluarga juga mengontak dan meminta bantuan para nelayan pulau Raas yang ada di Jawa, untuk mencari keberadaan perahu rombongan penganten tersebut.
Namun hingga hari ini, keberadaan perahu pengangkut rombongan belum diketahui. Sekitar 72 penumpang serta ABK PLM Jabal Nur, raib bak ditelan bumi.