Instrusi Sungai Mahakam Tak Bisa Diantisipasi
Intrusi tak bisa diantisipasi dengan kegiatan teknis konstruksi. Intrusi, Sungai Mahakam merupakan fenomena alam yang wajar.
Editor: Sugiyarto
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Intrusi tak bisa diantisipasi dengan kegiatan teknis konstruksi. Intrusi, Sungai Mahakam merupakan fenomena alam yang wajar.
Demikian diungkapkan, Prof Sigit Hardwinarto, Dosen Konservasi Tanah dan Air, dari Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Rabu (8/10).
Sigit yang merupakan Ketua Tim Terpadu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kaltim menilai, musim kemarau yang melanda Kaltim saat ini mempengaruhi laju intrusi di Sungai Mahakam.
“Inikan lagi musim kemarau. Instrusi di DAS (Daerah Aliran Sungai) Mahakam ini kejadian alam yang wajar, dan tidak diapa-apakan lagi,” kata Sigit.
Kondisi kemarau ini diperparah dengan pasangnya air laut. Sehingga, air laut diperkirakan bisa masuk lebih jauh ke dalam DAS Mahakam. “Sekarang kan lagi Purnama, air laut pasang,” katanya lagi.
Sigit menyebut, saat ini air laut masuk hingga ke wilayah Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Sudah sampai Tenggarong intrusinya. Karena memang sekarang lagi kemarau, otomatis debit air di dari hulu DAS Mahakam, ke hilir, berkurang juga. Sementara, dorongan air laut yang pasang semakin kuat,” urainya.
Sigit menyebut, kondisi intrusi ini akan berkurang dengan sendirinya saat musim penghujan tiba.
“Kalau masuk musim hujan lagi, air laut yang sekarang ada di DAS Mahakam akan terdorong keluar. Hal ini akan dipercepat dengan kondisi air laut yang surut,” ungkapnya.