Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Instrusi Sungai Mahakam Tak Bisa Diantisipasi

Intrusi tak bisa diantisipasi dengan kegiatan teknis konstruksi. Intrusi, Sungai Mahakam merupakan fenomena alam yang wajar.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Instrusi Sungai Mahakam Tak Bisa Diantisipasi
NEVRI
KAPAL KELOTOK - Sejumlah warga naik kapal kelotok dari dermaga penyeberangan wilayah Pasar Pagi Jalan Gajah Mada, menuju Samarinda Seberang melalui perairan Sungai Mahakam Samarinda, Kaltim, Selasa (19/11). Perahu kelotok masih menjadi transportasi alternatif, selain murah biayanya 5000 perorang, waktu perjalanannya relatif lebih cepat.Mengingat ramai peminat, seluruh perahu kelotok harus dibekali pelampung keselamatan. (TRIBUN KALTIM /NEVRIANTO HARDI PRASETYO) 

Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA -  Intrusi tak bisa diantisipasi dengan kegiatan teknis konstruksi. Intrusi, Sungai Mahakam merupakan fenomena alam yang wajar.

Demikian diungkapkan, Prof Sigit Hardwinarto, Dosen Konservasi Tanah dan Air, dari Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Rabu (8/10).

Sigit yang merupakan Ketua Tim Terpadu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kaltim menilai, musim kemarau yang melanda Kaltim saat ini mempengaruhi laju intrusi di Sungai Mahakam.

“Inikan lagi musim kemarau. Instrusi di DAS (Daerah Aliran Sungai) Mahakam ini kejadian alam yang wajar, dan tidak diapa-apakan lagi,” kata Sigit.

Kondisi kemarau ini diperparah dengan pasangnya air laut. Sehingga, air laut diperkirakan bisa masuk lebih jauh ke dalam DAS Mahakam. “Sekarang kan lagi Purnama, air laut pasang,” katanya lagi.

Sigit menyebut, saat ini air laut masuk hingga ke wilayah Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Berita Rekomendasi

“Sudah sampai Tenggarong intrusinya. Karena memang sekarang lagi kemarau, otomatis debit air di dari hulu DAS  Mahakam, ke hilir, berkurang juga. Sementara, dorongan air laut yang pasang semakin kuat,” urainya.

Sigit menyebut, kondisi intrusi ini akan berkurang dengan sendirinya saat musim penghujan tiba.

“Kalau masuk musim hujan lagi, air laut yang sekarang ada di DAS Mahakam akan terdorong keluar. Hal ini akan dipercepat dengan kondisi air laut yang surut,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas