Lepas Dari Hukuman, Perusahaan Bus Malah Memecat Sopir
”Mau dihukum berapa pun siap, asal yang di rumah masih ada sisa uang untuk hidup. Dari pada hukuman ringan, tapi keluarga kelaparan. Pokoknya pasrah s
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Jamal mengenang, meminta bantuan pengacara sengaja tidak dilakukannya, meski ia tahu keahlian pengacara bisa membuat hukumannya mungkin bisa lebih ringan.
Tapi tarif pengacara menurutnya terlalu mahal untuk seorang sopir seperti dirinya. Apalagi, ia juga harus mengeluarkan uang ganti rugi.
Jamal mengaku pasrah, dan memilih pasang badan. Dirinya tanggung resiko hukuman kesalahan plus hukuman karena tidak membayar ganti rugi.
”Mau dihukum berapa pun siap, asal yang di rumah masih ada sisa uang untuk hidup. Dari pada hukuman ringan, tapi keluarga kelaparan. Pokoknya pasrah saja dengan putusan hakim,” kenangnya.
Jamal divonis delapan bulan. Selama dalam penjara, dirinya selalu dilingkupi rasa bersalah. Bayang-bayang para korban seolah sulit untuk dilepaskan.
Dalam kondisi jiwa yang tertekan di tengah rasa bersalah, keluarga memberi kekuatan.
Beberapa kawan sesama sopir juga ikut memberikan semangat. Namun lepas dari trauma tersebut bukan perkara yang mudah.
Satu-satunya cara yang paling dianggap efektif, dengan meningkatkan ibadah.
Jamal mengaku selalu minta ampun atas kesalahannya. Selain itu, tidak lupa dirinya juga mendoakan para korban.
”Dibuat pelajaran saja, bahwa di jalan memang penuh resiko dan sopir bus seperti saya harus selalu mengutamakan keselamatan bersama,” kenangnya.
Selesai menjalani hukuman, Jamal harus menerima kenyataan dipecat dari tempatnya bekerja.
Namun Jamal tidak punya pilihan lain, kecuali kembali bekerja sebagai sopir bus. Pekerjaan ini dianggap satu-satunya keahlian yang dimilikinya.
Setelah merasa mampu mampu mengatasi tekanan kejiwaan, Jamal kembali melamar menjadi sopir bus antar kota dalam provinsi (AKDP).
Atas rekomendasi beberapa teman, Jamal kembali mendapatkan pekerjaannya. Jamal mengaku, kini setiap menjalankan bus dirinya selalu berdoa agar kejadian buruk tersebut tidak terulang lagi.
”Intinya sudah kapok dengan kejadian itu dan jangan sampai terulang lagi. Itu pelajaran berharga dan sangat mahal kalau harus diulangi,” ucapnnya. (day)