Tarif eDolly Lebih Mahal Tiga Kali Lipat, Rp 450 Ribu Sekali Kencan
“Yang ini Rp 750.000. Ini anak SPG (sales promotion girl). Bukan eks asli Dolly. Makanya agak mahal,” ungkapnya.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Mereka memasang tarif Rp 450.000.
Tarif itu tiga kali lipat saat Dolly masih buka, yang dipatok Rp 100.000 sampai Rp 250.000 untuk sekali kencan di wisma. Tarif Rp 450 itu untuk kencan tiga jam plus sewa kamar hotel.
Pemuda lain tak kalah mempromosikan. Ia pamerkan foto-foto perempuan dari smartphone.
Cewek yang ditawarkan lebih muda. Tapi tarif yang dipatok lebih mahal.
“Yang ini Rp 750.000. Ini anak SPG (sales promotion girl). Bukan eks asli Dolly. Makanya agak mahal,” ungkapnya.
Vivi, perempuan eks Dolly menuturkan, masih cukup banyak perempuan eks Dolly yang melanjutkan karir di Surabaya melalui e-prostitusi.
“Yang saya tahu, ya teman-teman saya saja, jumlah puluhan,” katanya.
Tidak ada data persis. Selain mereka bergerak diam-diam, juga memang tidak ada satupun lembaga yang mendata mereka.
Praktik mereka umumnya berkembang antarjaringan teman eks Dolly dan jaringan pemakai.
Pengakuan senada diungkapkan eks penghuni Dolly lainnya, Novi, 27 tahun
Menurut Novi, ia dan teman-teman sempat pulang ke desa. Tapi, ia kemudian memutuskan balik setelah mengetahui teman-teman satu wisma juga balik ke Surabaya. Kali ini mereka pindah tinggal di tempat kos.
“Aku sek tetep kerjo. Ya opo maneh (Aku masih tetap bekerja. Mau bagaimana lagi),” katanya.
Seperti tema-temannya, Novi mengandalkan penjual model e-prostitusi.
Sehari semalam, ia mengaku masih bisa melayani hingga 3 pria. Jumlah ini terbilang minim dibanding saat masih di wisma dulu.
Tetapi, model layanan e-prostitusi lebih menguntungkan baginya. Selain layanannya yang singkat, rupiah yang didulangnya jauh lebih besar.
“Enak begini. Dapatnya banyak. cuma kasih jatah ke makelar sisanya kan untuk saya semua,” aku perempuan berkulit putih itu.
Novi memasang tarif di atas Rp 450 untuk short time, tiga jam kencan. (idl/day/ben)