Ditemukan Bahan Makanan Kedaluwarsa di Restoran Kawan Baru
Dari hasil pemeriksaan tim terpadu, pihaknya mendapat informasi produk sudah kedaluwarsa penempatannya masih bercampur dengan yang bagus.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Manado dan Dinas Kesehatan Sulawesi Utara (Sulut) melakukan pengambilan sample bahan pembuat Es Brenebon yang diduga menyebabkan sejumlah warga Manado mengalami keracunan di rumah makan Kawan Baru, Jumat (31/10/2014).
Tim awalnya bergerak ke rumah makan KB yang terletak di Manado Town Squere (Mantos), namun karena tutup lalu beralih ke Kawasan Megamas.
Di rumah makan KB Kawasan Megamas tim terpadu ditemui oleh Manager Training Edi Mawitjere dan Manager Area Fandy Rundengan. Tim terpadu yang Ketua Kepala Seksi Pemeriksaan BBPOM Manado, Sukriadi Darma, kemudian bertanya mengenai suplier dari air yang digunakan, es batu dan kacang brenebon serta.
Selain anggota tim yang berjumlah 15 orang mengambil beberapa sample bahan pembuat Es Brenebon atau kacang merah.
Ketua Tim Sukriadi Darma mengungkapkan, tim melakukan pengambilan sample, karena permintaan dari Dinkes Provinsi Sulut. Kemudian membentuk tim yang terdiri dari BBPOM dan Dinkes Sulut.
Karena berdasarkan informasi produknya ada di satu bagian, lalu pihaknya melakukan penelusuran dan pemeriksaan dengan mencari tahu sumber bahan baku dan airnya.
"Kami juga melakukan pemeriksaan di tempat-tempat pembuatan. Hal ini terkait dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan," ujarnya.
Pemeriksaan tempat pembuatannya untuk melihat higienitas dan sanitasinya, apakah sesuai peraturan tersebut.
Dari hasil pemeriksaan tim terpadu, pihaknya mendapat informasi produk sudah kedaluwarsa penempatannya masih bercampur dengan yang bagus. Sehingga ada kemungkinan bercampur dan salah ambil.
Selain itu, pemesanan air, berasal dari air isi ulang yang beredar, dalam peraturan Menteri Perdagangan RI tidak boleh dijual eceran.
"Air isi ulang aturannya, botol dibawa, dibersihkan kemudian diisi. Jika ingin dikonsumsi harus dimasak," tuturnya.
Sedangkan sample yang diambil untuk dilakukan pemeriksaan adalah air, es batu dan susu.
Alvyne Lambonan dari Dinkes Sulut mengatakan, pihaknya akan melakukan penelusuran untuk mengambil sample, yaitu es batu dan kacang brenebon atau kacang merah.
"Itu akan dilakukan investigasi, langkah penelusuran, produk yang kemungkinan kita curigai," katanya.
Menanggapi dugaan keracunan makanan ini, dr Judy Sengkey, dokter di IGD RSUP Kandou Manado mengatakan, kasus keracunan makanan prinsipnya memiliki gejala hampir sama dengan penyakit diare biasa.
Karena itu, untuk memastikan apakah seseorang itu keracunan atau tidak, harus dibuktikan dengan tes laboratorium.
(erv/tos)