Lima Pelajar Banyuwangi Terinfeksi HIV
"Mereka sebagian sudah mengidap HIV/AIDS sejak lima tahun lalu atau saat mereka masih SMP. Ada yang karena seks bebas ada yang menggunakan jarum sunti
TRIBUNNEWS.COM,BANYUWANGI - Penyebaran HIV/AIDS di Banyuwangi, Jawa Timur semakin memprihatinkan, menyusul temuan pelajar SMA terinfeksi virus mematikan ini.
Data dari Dinas Kesehatan Banyuwangi menyebutkan, jumlah penderita HIV/AIDS hingga September 2014 berjumlah 2000 orang dan lima diantara berstatus pelajar SMA.
Para pelajar itu tertular HIV karena perilaku seks bebas dan penggunaan jarum suntik serta menggunakan obat-obatan terlarang.
"Mereka sebagian sudah mengidap HIV/AIDS sejak lima tahun lalu atau saat mereka masih SMP. Ada yang karena seks bebas ada yang menggunakan jarum suntik di luar pelayanan medis," kata Waluyo Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Banyuwangi, Rabu (5/11/2014).
Menyikapi hal ini, Dinas Kesehatan dan Komisi Pemberantasan AIDS Banyuwangi, Rabu (5/11/2014) mengumpulkan pengawas, guru dan kepala sekolah se Banyuwangi untuk bersama-sama menyusun langkah pencegahan.
Erna Agustina pengelola program Komisi Penanggulangan AIDS Banyuwangi menambahkan, kepala sekolah bersama pengawas akan bersama-sama membentuk jaringan pengaman.
Jaring pengaman yang dimaksud adalah melakukan pendekatan pada siswa yang sudah tertular HIV agar tidak menularkan virus kepada yang sehat.
Selain itu, sekolah menyusun langkah pencegahan agar pelajar tidak melakukan kegiatan beresiko HIV/AIDS.
"Sekolah harus memetakan kondisi siswa termasuk siswa yang tersangkut prostitusi, pengguna narkoba, hingga yang punya kecenderungan gay. Kalau benar terlibat prostitusi, narkoba, dan gay, para siswa itu rentan tertular HIV," kata Erna.
Dalam pertemuan ini, tim dari Komisi Pemberantasan AIDS Banyuwangi juga memberikan tips bagaimana mendeteksi pelajar yang bermasalah.
"Siswa yang tak menonjol namun sering gonta ganti HP dan sering minta istirahat ke UKS bisa jadi dia terlibat prostitusi," kata Erna.
Sekolah juga harus mewaspadai siswa yang suka mencuri karena bisa jadi mereka terlibat narkoba dan butuh uang untuk membeli narkoba.
Sementara itu, Abdurrahman, pengawas sekolah di Kementerian Agama menyatakan rasa prihatin dengan temuan pelajar di Banyuwangi terinfeksi virus HIV.
Terlebih, sebagian dari pelajar tersebut berasal dari sekolah yang berbasis agama.
Abdurrahman menambahkan, saat ini seluruh pihak di Banyuwangi harus bekerja cepat dan tepat agar penyebaran HIV dapat ditekan.
"AIDS merupakan fenomena gunung es, jadi lima orang itu hanya sebagian kecil yang tampak. Yang
Tidak tampak lebih besar lagi. Karena itu, seluruh pihak harus bekerjasama menekan penularan HIV," ucapnya. (Wahyu Nurdiyanto)