Komunitas Ini Tularkan Virus Wisata Museum ke Anak-anak
”Kami masih sedang memikirkan program-program yang pas untuk anak-anak TK dan SD. Mungkin kalau ada pengajar-pengajar TK yang berpengalaman, itu bisa
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ade Purnama alias Adep, pendiri sekaligus ketua Komunitas Sahabat Museum (Batmus) optimistis tren pelesiran sejarah di kalangan anak muda ini akan semakin berkembang.
Ade biasa menyebut kalangan muda ini dengan istilah generasi wisatawan dengan kamera digital.
Sedang generasi tua, para opa dan oma, biasa disebutnya dengan istilah generasi kamera analog, kamera yang masih menggunakan negatif film.
Kata Ade, generasi kamera analog masih banyak juga yang ikut (even), tapi generasi kamera digital tumbuh makin besar.
Kini Ade berusaha mengembangkan virus wisata museum kepada kalangan anak-anak.
”Kami masih sedang memikirkan program-program yang pas untuk anak-anak TK dan SD. Mungkin kalau ada pengajar-pengajar TK yang berpengalaman, itu bisa membantu,” sebut Adep.
Sayangnya, menurut Ade, tren anak muda ini belum banyak disadari para pengelola museum, terutama yang milik pemerintah.
(Baca : Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember Panen Pengunjung)
Dari pengalaman keluar masuk museum, Ade melihat museum-museum swasta jauh lebih tahu perkembangan dan selera pengunjung masa kini.
“Pengelolaan museum swasta jauh lebih profesional dan berkelas. Tapi kabar bagusnya, museum milik pemerintah, khususnya di kota-kota besar, sekarang ini mulai menyadari, inilah saatnya berbenah diri untuk menerima pengunjung,” ujarnya.
Kendala yang dihadapi museum-museum milik pemerintah, paling utama adalah minimnya tenaga profesional. Padahal mereka sebenarnya memiliki keunggulan, berupa jumlah koleksi yang lebih banyak dan lengkap. (day/ben/idl/dim)