Komunitas Jawa Kuno Bikin Museum Majapahit Lebih Hidup
“Tapi yang paling banyak Mojokerto dan Kediri,” jelas Aang Pambudi, inisiator berdirinya Komunitas Jawa Kuno.
“Teman-teman yang bergabung terus bertambah. Di Facebook dan media sosial lain, kami juga mendapat apresiasi cukup baik,” kata Aang, mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM).
Sementata itu, berbagai upaya dilakukan Museum Majapahit untuk menarik animo pengunjung ke Museum Majapahit di Trowulan.
Minggu ini atau tepatnya pada 14-15 November besok akan digelar Kemah Budaya Majapahit.
Ini bagian dari upaya menggaet kaum muda untuk berkunjung dan mengenal museum. Kemah akan digelar di sekitar Museum Majapahit.
Tren anak muda suka museum di Mojokertoi ini cukup melegakan Kuswanto, Kepala Kelompok Kerja Museum Majapahit.
“Munculnya anak-anak muda beberapa tahun ini, cukup terasa dampaknya. Suasana museum menjadi lebih hidup,” kata Kuswanto.
Setidaknya dalam tiga tahun terakhir, Museum Majapahit, selama ini identik dengan kepurbakalaan ini tak lagi menunggu rutinitas liburan sekolah atau menunggu mahasiswa praktik sejarah. “Sekarang ini, terus saja ada pengunjung,” katanya.
Ada banyak even yang digelar. Sebagian even menyasar masyarakat umum. Tapi tidak sedikit pula even yang bisa menyedot anak-anak muda.
Misalnya lomba tangkap bebek di Situs Kolam Segaran. Kolam yang juga identik dengan museum Majapahit.
“Luar biasa antusiasme masyarakat pada even ini, “ aku Adi Hendrana, Bagian Divisi Edukasi dan Promosi Museum Majapahit. (fai/idl/day/ben)