Diguyur Hujan Tiga Jam, Basement Pasar Minasa Maupa Banjir 10 Cm
Hujan yang mengguyur Kabupaten Gowa hingga tiga jam, menyebabkan banjir dilantai basement Pasar Tradisional Minasa Maupa Sungguminasa
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur Uming
TRIBUNNEWS.COM,SUNGGUMINASA- Hujan yang mengguyur Kabupaten Gowa hingga tiga jam, menyebabkan banjir dilantai basement Pasar Tradisional Minasa Maupa Sungguminasa, Gowa, Jumat (14/11).
Banjir yang mencapai 10 cm kaki orang dewasa ini terjadi dibagian kios sebelah timur, selatan, dan barat pasar. Akibatnya para pedagang harus mengangkat jualan mereka keatas tempat yang lebih tinggi.
"Banjir mba, tinggi sekali airnya. Tapi jualan sudah diangkat," ujar seorang pedagang kopi dan gula, Isra (23).
Para pedagang harus berjaga dengan air yang masuk kedalam kios mereka. Sebagian lagi berusaha menyapu air keselekon yang dalamnya tidak seberapa.
"Rata-rata penjual kelapa, pisang, bawang, kopi dan gula ji disini. Semua paling pinggir kiosnya. Yang sebelah utara tidak masukji air," lanjutnya.
Namun setelah hujan berhenti, air kembali turun seperti biasa. Inilah yang kemudian ditakutkan para pedagang.
Memasuki musim hujan hingga tahun depan, jika tidak diantisipasi secepatnya, air akan terus membanjiri kios-kios pedagang.
Sementara itu, mesin penghisap yang disediakan pemerintah tidak kuat menanggulangi air limbah dari sisa pembuangan penjual ayam potong.
Pantauan tribun, dua mesin penghisap yang disiapkan, namun hanya satu yang digunakan. Menurut penjaga mesin, sebelumnya satu mesin rusak dan dibelikan satu mesin lagi. Namun sekarang mesin baru masih belum digunakan.
Cara kerja mesin tersebut, limbah pembuangan air penjual ayam potong disaring melalui jaring. Bulu-bulu ayam dipisahkan ke tong sampah, sedangkan airnya dibiarkan mengalir ke selokan mesin penghisap.
Kondisi seperti ini membutuhkan orang untuk menjaga agar air tidak penuh diselokan. Jika penuh pompa mesin dinyalakan, dan air dihisap.
Permasalahan ini mendapat sorotan dari Komite Komunitas Demokrasi Gowa (KKDG). Menurut Muh Ridwan, kondisi pasar dengan anggara yang dikeluarkan sangat tidak relevan.
"Anggaran sebesar itu, masa baru hujan sebentar sekali sudah kebanjiran. Ini baru awal musim hujan, bagaimana kedepan nantinya jika sudah masuk puncak musim hujan. Pemerintah harus lebih serius mengelola pasar tradisional itu agar nyaman bagi pedagang dan juga masyarakat yang memilih membeli kebutuhannya di pasar eks terminal itu," ujarnya.