Semburan Lumpur di Balikpapan Tidak Beracun
Dean sedang memantau kandungan gas dari semburan yang muncul di lokasi pengeboran untuk mencari air di masjid itu
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Pekerja RU V Pertamina (Persero) bagian Fire Emergency Response, Dean Werena, terus memegang multigas detector di tengah kerumunan massa yang memaksa menyaksikan dari dekat semburan lumpur dan gas di belakang masjid Al Iklas di RT 30 Manggar Baru Balikpapan Kalimantan Timur, Sabtu (15/11/2014) malam.
Dean sedang memantau kandungan gas dari semburan yang muncul di lokasi pengeboran untuk mencari air di masjid itu. "Flamable gas dan toxic gas nihil. Sampai sekarang oksigen masih terdeteksi 20,1 persen. Jumlah rerata udara orang bernafas," kata dia.
General Affair Manajer RU V Pertamina, Samsuddin, yang juga ada di lokasi, mengatakan, pihaknya memantau tiap jam muatan gas. Dengan demikian TNI dan sejumlah petugas penanggulangan bencana bisa bekerja dengan aman melokalisir semburan.
"Sampai saat ini belum terdeteksi gas berbahaya. Bukan berarti aman. Karena itu tiap satu jam kami melakukan cek (dengan multigas detector)," kata Samsuddin. Rencananya, ujar dia, RU V Pertamina akan bekerja sama dengan Pertamina Sektor V dari Kecamatan Samboja Kutai Kartanegara untuk menghentikan semburan tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, semburan gas bercampur lumpur mengejutkan warga RT 30 Kelurahan Manggar Balikpapan bagian Timur Kalimantan Timur, Sabtu petang. Ratusan warga pun mengungsi dari kawasan ini.
Semburan tersebut berawal dari upaya warga mencari air dengan cara mengebor tanah. Ketika kedalaman pengeboran mencapai sekitar 70 meter, tak disangka keluar semburan berupa gas bercampur lumpur. Kepanikan sempat terjadi, terlebih lagi aliran listrik di kawasan itu pun dipadamkan.
Untuk mengantisipasi dampak dari semburan tersebut, warga diminta mengungsi. Saat ini ratusan warga mengungsi ke debarkasi haji yang berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi itu. (Dani Julius)