Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru Komputer SLTA di Surabaya Dilaporkan Nodai Siswinya Sendiri

Lutfi yang berprofesi sebagai guru di sebuah SLTA di Surabaya ini tega menodai siswinya sendiri.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Guru Komputer SLTA di Surabaya Dilaporkan Nodai Siswinya Sendiri
Surya/Imam Hidayat
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Perbuatan Auwal Lutfi Ribiyanto (30) benar-benar tidak patut ditiru, perbuatannya mencoreng dunia pendidikan. Lutfi yang berprofesi sebagai guru di sebuah SLTA di Surabaya ini tega menodai siswinya sendiri.

Lutfi yang merupakan seorang guru komputer, berbuat asusila terhadap Bunga (16) yang masih duduk di kelas X. Perbuatan tersebut dilakukan di rumah tersangka yang tinggal di Dukuh Setro, Surabaya.

Status Lutfi dengan Bunga sejatinya sebagai guru dan siswi. Karena intensitas bertemu, akhirnya Lutfi dan Bunga menjalin asmara dengan berpacaran dan sudah berjalan tiga bulan.

Padahal di sekolah tersbebut, ada aturan guru tidak boleh berpacaran dengan sesama guru satu sekolah. Demikian juga, guru tidak boleh berpacaran dengan murid yang dididiknya.

Hubungan Lutfi dengan Bunga akhirnya diketahui pihak sekolah. Sekolah memutuskan Lutfi yang merupakan guru honorer dikeluarkan sejak 28 Oktober lalu.

"Kendati dikeluarkan, tersangka (Lutfi) masih mengajar sebagai guru komputer di dua sekolah lain di Surabaya," sebut Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono, Jumat (21/11/2014).

Setelah dikeluarkan, tersangka akhirnya mengajak bertemu dengan Bunga. Akhirnya keduanya bertemu di sebuah restoran cepat saji pada 18 November 2014.

Berita Rekomendasi

Di hadapan korban, tersangka mengaku dikeluarkan dari sekolah karena berpacaran. Selanjutnya, Bunga yang saat itu membolos sekolah diajak ke rumah tersangka.

"Setelah sampai di rumah, korban diajak masuk ke dalam kamar. Tersangka memaksa kepada korban untuk berhubungan seperti suami istri," kata Sumarsono.

Perbuatan tersebut, ternyata tidak hanya dilakukan sekali saja. Tersangka yang masih menyelesikan kuliah di S2 ini mengulangi perbuatannya kali kedua sebelum korban pulang ke rumahnya.

Saat tiba di rumah, Bunga terkejut. Karena guru dari sekolahnya sudah berada di rumahnya karena ingin menanyakan kepada orangtuanya, mengapa Bunga tidak masuk sekolah.

"Akhirnya korban bercerita kepada orangtua dan gurunya soal kejadian yang dialami (pencabulan). Selanjutnya orangtua melaporkan ke Polrestabes," terang Sumaryono.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas