Jejak Peradaban Situs Liyangan 1.000 Tahun Lalu Mulai Terkuak
Pada spit penggalian yang sama dengan tempat ditemukannya fitur lubang, arkeolog juga menemukan tulang, kepingan keramik.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Tim arkeolog kembali menemukan jejak peradaban Mataram Kuno berharga di situs Liyangan, Temanggung, Jawa Tengah. Lewat ekskavasi, tim menemukan fitur arkeologi berupa lubang-lubang yang menjadi tempat kayu atau bambu bagian struktur bangunan kuno.
"Tidak sengaja ketemu. Saya kaget juga tadi," ungkap Sugeng Riyanto, arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta yang memimpin proyek penelitian situs Liyangan.
"Pertama kita temukan dua lubang. Setelah saya amati, kok ternyata sejajar dengan batu di sekitarnya. Saya coba ukur dengan jengkal, ternyata ketemu lagi lubang-lubang yang lain," jelas Sugengsaat ditemui di sela proses penggalian, Minggu (23/11/2014).
Pada spit penggalian yang sama dengan tempat ditemukannya fitur lubang, arkeolog juga menemukan tulang, kepingan keramik, arang bekas kayu yang terbakar, dan batu candi.
Menariknya, walaupun terletak pada satu spit, fitur lubang dan temuan lain tidak berkaitan satu sama lain. Arang, kepingan, keramik, dan tulang bukan merupakan bagian dari bangunan yang berdiri di atas fitur lubang.
Sebabnya, arang dan lainnya berasal dari lapisan erupsi, lapisan vulkanik dan material lain yang terbakar akibat erupsi Sindoro yang memendam Liyangan seribu tahun lalu.
Sementara, lubang berada di bawah lapisan erupsi. Lubang pada lapisan itu terkuak setelah arkeolog mengupas lapisan erupsi setebal 3 hngga 10 cm pada spit penggalian yang berukuran 2 x 2 meter.
Dua jejak peradaban yang berasal dari dua lapisan dan dua zaman dalam satu spit menjadi daya tarik tersendiri secara arkeologis.
"Rencananya, saya dan Balar (Balai Arkeologi) akan tetap biarkan begitu saja. Sementara akan ditutup dengan plastik. Nanti kita ganti dengan kaca dan dipamerkan disertai dengan keterangan," kata Sugeng.
Temuan lubang dan material vulkanik serta penyajiannya bisa memberikan gambaran tentang sejarah peradaban Liyangan.
"Orang nantinya enggak cuma tahu candi tetapi bisa tahu bagaimana nenek moyangnya hidup dulu," katanya.
Untuk bangunan yang berdiri di atas fitur lubang, Sugeng belum mengetahuinya dengan pasti. Bisa rumah ataupun pagar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.