Pengedar Bebas Jajakan Ganja di Kampus Punya Pelanggan Tetap Mahasiswa
Pengedar ini memasok narkoba hampir di semua kampus-kampus besar di Palembang dan telah memiliki pelanggan tetap.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Peredaran narkoba di kampus Palembang tidak terjamah polisi. Seorang pengedar narkoba leluasa masuk dan bertransaksi dengan mahasiswa. Hebatnya lagi, pengedar ini memasok narkoba hampir di semua kampus-kampus besar di Palembang dan telah memiliki pelanggan tetap.
Penelusuran Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network) berbekal informasi dari seorang mahasiswa di salah satu kampus swasta ketika mengamati transaksi narkoba yang terjadi di dalam kampus beberapa waktu lalu.
Di kalangan mahasiswa tertentu, bandar narkoba ini cukup populer. Saat ada pesanan dari orang yang telah dikenalnya, tanpa harus menunggu waktu lama dia akan mendatangi kampus tersebut.
Proses transaksi berlangsung dalam suasana santai. Tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan. Bahkan si pengedar berkumpul bersama para mahasiswa dan bercengkerama sembari mengisap rokok. Mahasiswa kebanyakan di sana tidak menyadari kalau dia pengedar narkoba.
Dari dalam jaketnya, lelaki tersebut mengeluarkan bungkusan koran berbentuk segi empat. Ukurannya seperti kotak korek api.
Pria itu lalu memberikannya kepada seorang mahasiswa dan ia menerima uang Rp 100 ribu. Ternyata bungkusan tersebut berisi narkoba jenis ganja. Satu paket kecil dijual Rp 50 ribu.
Setelah melakukan transaksi lelaki itu langsung pergi. Beberapa mahasiswa yang berkumpul tadi langsung melinting dan mengisap ganja tersebut. Mereka pesta ganja saat jam kuliah masih berlangsung.
Tribun Sumsel sempat ngobrol sebentar dengan pemasok ganja tersebut. Para mahasiswa memanggilnya E. Ia mengaku hanya mengantarkan barang (ganja) ketika ada pesanan saja.
Pelanggannya merupakan mahasiswa tertentu. Dalam satu kali jalan ia bisa mengantarkan hingga 5 sampai 10 paket ganja ke beberapa kampus yang ada di Palembang.
"Kebetulan tadi lagi di sekitar kampus. Ada telepon, mampir sebentar," ujarnya.
Akses masuk ke dalam kampus didapat N karena mengenal seorang mahasiswa. Mahasiswa ini sering menelepon N untuk mengantarkan ganja ke kampusnya. Lama-kelamaan teman-teman mahasiswa tersebut juga kenal dengan N. Jaringan konsumen N mulai meluas.
Untuk menyesuaikan dengan keadaan keuangan mahasiswa, tidak jarang N membuat paket kecil yang dijual Rp 20 ribu. Ini membuat pelanggan N tidak pernah putus.
Ia mengaku mendapat ganja dari bandar besar. Sejumlah 1 kilogram ganja ia beli Rp 2 juta. Paket besar itu kemudian dibagi lagi menjadi paket-paket kecil. Keuntungan yang didapat mencapai Rp 500 ribu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.