Tiga Cerpenis Cilik Asal Sidoarjo Jadi Fenomena
”Satu cerpen lagi dalam antologi yang diterbitkan Mizan bersama beberapa penulis cilik lainnya,” kata Nuha.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Tiga bocah bersaudara itu baru saja pulang sekolah.
Seragam Pramuka masih mereka kenakan saat menghampiri Surya yang bertandang ke rumahnya, di Griya Kebonagung, Sukodono, Jumat (28/11/2014).
Amatullah Nuha Salsabila (14) berjalan paling depan dikuti Qonita Nida Khoffiya (10), dan si bungsu Muhammad Nafis Ghifari (7).
Didampingi ibunya, Jamilatun Heni Marfuah (37), bocah-bocah itu berbagi ceita. Sang ayah, Joko Susanto (40) sore itu sedang tidak di rumah,
Berbeda dengan dua kakaknya, bungsu Nafis Ghfari paling sulit didengar ceritanya.
Sebentar-sebentar ia ngelonyor keluar lalu berlarian dengan bocah-bcah tetangganya.
Tidak ada perilaku beda saat melihatnya bermain bersama. Tapi begitu ia asyik memegang pena, barulah keistimewaan Nafis terlihat.
Bocah kelas 1 SD Nurul Fikri Sukodono itu sudah bisa menulis buku.
Sebuah bakat yang jarang dimiliki bocah, bahkan orang dewasa sekalipun.
Bakat istimewa Nafis persis dengan dua kakaknya yang sudah bersinar lebih dulu.
Bahkan Nuha berhasil menelurkan tiga karya. Siswa kelas 9 SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo itu pun masuk dalam daftar penulis buku Kecil-kecil Punya Karya, yang dikelola Mizan, penerbit ternama di Tanah Air.
Nuha sukses membuat decak kagum saat meluncurkan novel pertamanya pada 2011 saat ia masih kelas 6 SD Nurul Fikri, Sukodono.
Karya berjudul Rainbow School ini merupakan karya Nuha paling fenomenal. Buku ini laris dan harus dicetak ulang.
Setahun kemudian karya keduanya menyusul, yaitu kumpulan cerpen Sepeda untuk Sahabat. Karya ini menandai perjalanannya masuk SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo.
”Satu cerpen lagi dalam antologi yang diterbitkan Mizan bersama beberapa penulis cilik lainnya,” kata Nuha.
Nuha yang kini duduk di kelas 9 SMP Al-Falah mengaku senang dua adiknya juga ikut menulis buku. Tata, sapaan Qonita dan Nafis suka menulis cerpen dan puisi.
Tulisan mereka kemudian disatukan dalam kumpulan cerpen dan puisi berjudul Hadiah dari Badut dan diterbitkan Februari 2014 oleh Pustaka Bina Anak Shalih.
Dari total 119 halaman di buku ini, sebanyak 69 halaman berisi tulisan Tata, sisanya tulisan Nafis.
Sumber cerita besar dalam buku Hadiah dari Badut ini adalah keseharian Tata dan Nafis di rumah, sekolah, maupun lingkungan permainan mereka.
Tulisan-tulisan mereka polos, sederhana, serta lugas. Apa yang mereka lihat dan alami, mereka deskripsikan sesuai dengan imajinasi masing-masing. (ben/day)