Kapolres Bangkalan: Penangkapan Fuad Amin Serba Mendadak
"Semuanya serba mendadak. Saya dihubungi tim KPK satu jam sebelum penggerebekan. Personel yang kami turunkan juga sesuai permintaan mereka,"
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Penangakapan Ketua DPRD Kabupaten Bangkalan Fuad Amin Imron pada Selasa (2/12/2014) serba mendadak. Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi meminta bantuan kepolisian setempat sekitar satu jam sebelum penangkapan.
Tim KPK yang diketuai Novel Baswedan sudah merapat ke Bangkalan pukul 18.00 WIB. Satu jam kemudian tim sudah berada di lokasi memantau dan mematangkan skenario penggrebekan, termasuk mengirimkan dua petugas yang menyamar sebagai broker vila dari Bali.
Upaya penggerebekan Fuad di rumah mewahnya baru dikoordinasikan ke Kapolres Bangkalan AKBP Sulistyono pukul 23.00 WIB. Kepada kapolres, Novel meminta 30 personel polisi dari berbagai satuan di antaranya unsur reskrim, intel dan sabhara untuk mem-back up operasi.
"Semuanya serba mendadak. Saya dihubungi tim KPK satu jam sebelum penggerebekan. Personel yang kami turunkan juga sesuai permintaan mereka," ujar Kapolres Bangkalan AKBP Sulistyono kepada Surya (Group Tribunnews.com), Selasa.
Butuh waktu setengah jam bagi tim KPK membawa keluar Fuad. Fuad tampak tenang dalam penggerebekan ini. Menurut saksi yang Surya wawancarai, Fuad masih melempar senyum saat hendak dimasukkan ke mobil. Petugas KPK memegang bagian belakang baju Fuad untuk berjaga-jaga.
Beberapa jam setelah penggerebekan, Surya mendatangi rumah milik Fuad. Rumah itu tampak sepi. Pagar dan pintu seng tertutup rapat. Tidak ada orang yang berjaga di luar dan di halaman rumah. Dari celah pagar, terlihat Toyota Alpard putih dan Toyota Innova silver di depan pintu utama.
Tidak ada aktivitas di rumah yang dilengkapi parking ground itu. Rumah Fuad memiliki parkir bawah tanah. Menurut seorang mantan pekerjanya, parkir bawah tanah tepat di bawah rumah utama selesai dibangun enam bulan lalu dan mampu menampung 20 mobil.