Tambang Waelangkas Telan Tiga Korban
Musibah tertimbun pasir di penambangan Waelangkas, Kelurahan Golodukal, Senin pagi (1/12/2014), merupakan kejadian yang ketiga kalinya
Editor: Budi Prasetyo
![Tambang Waelangkas Telan Tiga Korban](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tambang-waelangkas_20141203_114913.jpg)
TRIBUNNEWS.COM.COM, RUTENG -- Musibah tertimbun pasir di penambangan Waelangkas, Kelurahan Golodukal, Senin pagi (1/12/2014), merupakan kejadian yang ketiga kalinya sejak dimulai penggalian pada awal 1995.
Ino Durman (33), yang meninggal ditimbun pasir, Senin pagi (1/12/2014), merupakan korban ketiga.
Dua korban sebelumnya selamat. Budi mengalami kejadian tahun 1999 dan Lasarus Genggot ditimbun pasir tahun 2007. Meskipun kejadian itu telah berulang, penambang tidak menyerah menggali pasir di Waelangkas.
"Untuk sementara tidak ada penambangan lagi. Kemungkinan para pemilik lahan akan mengadakan upacara adat menyusul musibah hari Senin," kata Lurah Golodukal, Rofinus Maru, mendampingi Camat Langke Rembong, Petrus C Masangkat, Selasa (2/12/2014) di Ruteng.
Rofinus tak bisa memastikan luas lokasi penambangan. Lahan itu cukup luas dimiliki perorangan warga Golodukal. Penambangan dilakukan oleh pemilik sendiri dan juga oleh orang lain dengan cara bagi hasil.
Dia juga tak bisa memastikan kubikasi pasir yang diangkut setiap hari untuk memenuhi permintaan konsumen di Ruteng. Penambangan lain di Wae Reno (11 km arah timur Ruteng), perbatasan Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur.
"Setiap hari banyak dump truck dan pick up yang masuk keluar lokasi memuat pasir. Saya tidak tahu pasti harga setiap kubik atau ret pasir," kata Rofinus.
Petrus Masangkat mengatakan, penambang pasir Waelangkas mendapat pelatihan dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Manggarai. Bila ada program, mereka dilibatkan mengikutinya.
Meski telah terjadi musibah, demikian Petrus, pemerintah tidak menutup penambangan. Mereka diimbau berhati-hati memperhatikan keselamatan diri.
"Masyarakat punya mata pencaharian. Sudah bertahun-tahun mereka mendapatkan sumber uang menggali dan menjual pasir. Kita larang juga akan menyusahkan masyarakat," kata Petrus.
Wakil Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H, M.H, mengatakan, pemerintah menanggung biaya perawatan terhadap Alfons Ngaban (58) di RSUD Ruteng. Sedangkan korban meninggal, pemerintah menyerahkan uang duka, peti mati dan beras.
"Besar santunan sesuai prosedur untuk korban musibah," kata Kamelus, ketika dihubungi Selasa siang.