Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Batu Mulia Juga Memiliki Makna, Diburu Kolektor

“Mereka senang dengan perhiasan-perhiasan perak karena perawatannya lebih mudah. Tidak seperti emas,” kata Anita.

zoom-in Batu Mulia Juga Memiliki Makna, Diburu Kolektor
surya/adrianus adi
Seorang petugas Shanghai Noon Boutique and Waroeng Shanghai 1920, Hotel Tugu Malang, menunjukkan perhiasan bebatuan Prehenite yang ditampilkan dalam pameran perhiasan yang berjudul The Treassure Of Silver and Gem Stone Artisan Jewellery, Sabtu (06/12/2014). 

TRIBUNNEWS.COM,MALANG – Bagi para kolektor, bebatuan alam yang terpasang di hiasan mereka tidak hanya indah, dan nyaman dipandang saja.

Batu-batu tersebut juga memiliki makna tersembunyi dibalik keindahannya.

Misalnya saja, Batu Topaz. Batu yang berisi mineral silikat yang meliputi aluminium dan fluorin dengan formula kimia Al2SiO4(F,OH)2 ini seringkali disebut sebagai batu penyembuhan.

Warna batu itu hijau bening tanpa ada cerat apapun di dalamnya.

Beda lagi dengan batu Prehnite. Batu yang berwarna hijau, bening, namun isi dalam bebatuan seperti terdapat lumut ini, bermakna agak aneh, ‘Unconditionally Love’ alias kisah cinta yang ‘geje’.

Informasi itu diketahui lewat Supervisor Shanghai Noon Boutique and Waroeng Shanghai 1920, Hotel Tugu Malang, Anita Yudi Jayanti, di sela pembukaan pameran perhiasan yang berjudul The Treassure Of Silver and Gem Stone Artisan Jewellery, Sabtu (06/12/2014).

“Lewat batu-batuan yang mereka kenakan, kita bisa tahu apa maksud yang ingin pemakainya utarakan. Contohnya, Prehnite yang maknanya Unconditionally Love,” ungkap Anita pada Surya, Sabtu (6/12/2014).

BERITA TERKAIT

Anita menjelaskan pameran ini menampilkan sekitar 300 jenis perhiasan perak yang berpadu dengan berbagai jenis bebatuan.

Perhiasan ini merupakan hasil rancangan dari designer Donna Angelina, Lyn Schwaiko, Asiattic Design, Prepen Jewerly hingga Janice Gerardi.

Harga yang ditawarkan dalam pameran yang berlangsung hingga 6 Januari 2015 ini juga bisa dibilang terjangkau.

Harga rata-rata seluruh perhiasan di sini adalah Rp 200.000 hingga Rp 2 juta. Penyebab murahnya harga kalung ini disebabkan bahan pelapis kalung dan batu adalah perak, bukan emas.

Pemilihan bahan dasar perak ini, disebabkan perak lebih disenangi oleh para turis asing.

“Mereka senang dengan perhiasan-perhiasan perak karena perawatannya lebih mudah. Tidak seperti emas,” kata Anita.

Lalu bagaimana dengan trend bebatuan di tahun depan, Anita memperkirakan bebatuan yang warnanya putih, tapi memperlihatkan sisi kalemnya. Bebatuan itu misalnya, moonstone, kulit kerang, atau mutiara.

“Kalau Prehnite dan Topaz sepertinya belum menjadi trend,” paparnya.

Perkiraan ini disebabkan pembeli senang dengan berbagai perhiasan yang berwarna putih.

Selain karena pancaran sinarnya, warna putih juga menjadi symbol keanggunan dari pemakainya, dan kesederhanaan.

“Sejak akhir tahun ini warna putih yang kalem sudah digemari, tahun depan bebatuan seperti ini bisa jadi semakin melejit permintaanya,” tegasnya. (Adrianus Adhi)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas